Apakah Bisa Pria dengan Gangguan Sperma Azoospermia Non-Obstruktif Punya Anak? Begini Kata Peneliti

"Kalau stopnya di akhir masih bisa diambil dan dikawinkan dengan sel telur," paparnya.

Dengan begitu, proses pembuahan sel telur dapat dilakukan dan selanjutnya berkembang menjadi embrio dan ditransfer ke rahim pasangan perempuan.

BACA JUGA:Benarkah Konsumsi Buah Kecubung Bisa Menimbulkan Efek Halusinasi? Ini Faktanya

BACA JUGA:Tidak Cuma Pria, Zodiak Juga Jadi Inspirasi Gaya Rambut Wanita

"Jadi bisa (melakukan prosedur bayi tabung) walaupun belum terbentuk matang, seperti setengah matang atau tiga per empat matang," ujarnya.

Sedangkan apabila perkembangan sperma berhenti sejak awal, teknik bayi tabung tidak bisa dilakukan.

Sebagai informasi, terdapat protein yang sangat penting untuk perkembangan sperma, yakni CHD5 (Chromodomain Helicase DNA Binding Protein 5).

"Protein ini sangat penting untuk sel berkembang menjadi sperma yang matang. Jadi kita duga bahwa jika terjadi gangguan protein CHD5 pada sel yang belum matang, terjadi gangguan perkembangan sperma, bisa menjadi mandul," ujar Paisal.

Bersama dengan itu, dalam disertasinya terungkap bahwa terdapat pengaruh epigenetik yang dapat menyebabkan seorang pria mengalami azoospermia non obstruktif.

BACA JUGA:Wah Ternyata Gaya Rambut Pria Bisa Terinspirasi dari Zodiak Lho ( Part 2 )

BACA JUGA:Polres Bekuk Tiga Pelaku Penembak Pria di Merangin

Berbeda dengan kelainan genetik, pada epigenetik tidak terdapat perubahan susunan DNA.

Meski demikian, terjadi gangguan yang memengaruhi ekspresi atau perilaku sel yang salah satu faktornya karena lingkungan atau gaya hidup.

"Kalau mekanisme genetik itu sudah ada dari sananya (kelainan). Jadi gen-gen kita sudah kurang kodenya. Kalau epigenetik kita yang menentukan. Jadi perilaku hidup kita yang menentukan."

" Sehingga,gaya hidup bisa memengaruhi perkembangan sel sperma melalui mekanisme epigenetik," lanjutnya.