Rumah Sakit di Gaza Selatan Capai Titik Kritis, Terpaksa Pilih Pasien di Tengah Krisis
Rumah sakit lapangan ICRC berkapasitas 60 tempat tidur di Rafah, Gaza, Palestina.--Antaranews.com
JAMBIKORAN.COM - Semua fasilitas kesehatan di Jalur Gaza selatan sudah mencapai ambang kehancuran akibat serangan pendudukan Israel yang hingga kini masih berlangsung.
Pernyataan tersebut disampaikan langsung oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Kamis.
Direktur Sub-delegasi ICRC di Gaza, William Schomburg, menegaskan banyaknya jumlah korban tewas telah menyebabkan rumah sakit ICRC dan seluruh fasilitas kesehatan di Gaza selatan mencapai titik kritis dan tidak mampu merawat mereka yang mengalami luka serius.
ICRC mengindikasikan bahwa rumah sakit darurat mereka di Rafah, Jalur Gaza selatan memiliki 60 tempat tidur.
BACA JUGA:Musim Kelima 'Stranger Things' Bakal Tayang dengan Durasi Epik Seperti 8 Film!
BACA JUGA:Serial 'Shogun' Musim Kedua Dijadwalkan Mulai Syuting Tahun 2025
Schomburg menjelaskan pemboman yang dilakukan tentara pendudukan di daerah Al-Mawasi Sabtu lalu telah menyebabkan 26 korban luka mendatangi fasilitas tersebut, termasuk di antaranya anak-anak yang terkena pecahan peluru.
ICRC menekankan bahwa agresi lain apa pun yang menelan banyak korban jiwa akan memaksa para dokter dan perawat untuk membuat pilihan yang sangat sulit, menjelaskan bahwa kebutuhan medis warga sipil saat ini jauh lebih banyak dari persediaan yang terbatas.
Sementara itu, Dr. Pankaj Galdial mengatakan, “Tak bisa dibayangkan berapa banyak pasien yang membutuhkan resusitasi (prosedur medis darurat yang dapat membantu menyelamatkan nyawa seseorang) setelah kedatangan banyak korban luka pada Sabtu, selain 26 pasien yang dipindahkan dari Al-Mawasi ke rumah sakit darurat ICRC untuk menerima perawatan".
BACA JUGA:Serial 'Induk Gajah' Musim Kedua Akan Tayang di Prime Video Mulai 1 Agustus 2024
BACA JUGA:Jenazah Zhang Zhi Jie Masih di RS Sardjito, Keluarga Minta Waktu Seminggu Lagi
“Fasilitas tersebut menerima tambahan 850 orang di bagian rawat jalan pekan lalu, dengan sekitar separuhnya perempuan dan sepertiganya anak-anak,” kata Schomburg.
ICRC juga membenarkan bahwa sebagian besar pasien sudah berkali-kali mengungsi dan hidup dengan keterbatasan makanan dan air minum di daerah padat, yang membuat mereka lebih rentan tertular penyakit.
Schomburg menegaskan sejak fasilitas tersebut dibuka pada Mei, timnya telah melayani 12.000 konsultasi medis dan melakukan lebih dari 500 operasi bedah.(*)