Rahasia Haniyeh

Dahlan iskan--

Di Korea saya juga masuk ke dalam bangunan reaktor nuklir, tepat sebelum peralatan dimasukkan. Luar biasa tebal betonnya. 

Istana-istana sudah harus dilengkapi ruang kerja presiden seperti itu --kecuali Istana Garuda yang sedang dibangun di IKN. Pun ruang sidang kabinetnya: harus anti rudal. 

BACA JUGA:Bisa Dijadikan Potensi Wisata, Keberagaman Seni dan Sejarah

BACA JUGA:Kontribusi Besar Pelayanan Tertib Administrasi, BPPRD Kota Jambi Jalin PKS dengan Kantor Pertanahan

Apa boleh buat. Tempat rahasia di negara setingkat Iran pun bisa dengan mudah dirudal dari luar negeri. Kalau benar senjata itu diluncurkan dari Israel maka jaraknya hitung sendiri: hampir 2.000 km. Melewati udara Iraq paling barat sampai paling timur. 

Rasanya tidak mungkin senjata itu diluncurkan dari salah satu fasilitas militer Amerika Serikat di Iraq. Terlalu berisiko. Yang paling logis memang langsung diluncurkan dari Israel. Betapa canggih teknologi drone yang digunakan Israel. 

Dengan tewasnya Haniyeh di  Tehran, kini keamanan pemimpin Hisbullah di Lebanon menjadi sangat rawan: Hassan Nasrallah. Apalagi beberapa hari lalu salah satu tangan kanan Nasrallah juga dibunuh Israel dengan cara yang sama. Jenderal Ismail Qaani tewas di bangunan yang juga rahasia. 

Soal tewasnya Haniyeh mungkin dinas rahasia Iran memang ceroboh. Atau terlalu pede. Haniyeh bermalam di bangunan yang sama lebih dari satu malam. Harusnya tiap malam dipindah. Kalau perlu tiap lima jam. 

BACA JUGA:Kemarau Pengaruhi Produksi Air PDAM, Ada Pemadaman Air Bergilir

BACA JUGA:Sempat Alami Kendala Latihan, Anggota Paskibra Terus Digembleng

Pola tidur para pemimpin setingkat Haniyeh harusnya juga sudah berubah. Malam jadi siang dan siang untuk tidur. Mengapa Haniyeh masih perlu tidur malam: sehingga di pukul 02.00 waktu 

 Tehran, saat nyenyak-nyenyaknya tidur, senjata jarak jauh menghancurkannya. 

Saya sulit membayangkan bagaimana pengamanan tokoh antiIsrael paling utama di Lebanon seperti Nasrallah. Yang jarak Lebanon dengan Israel sangat dekat: hanya sepelemparan granat. 

Dengan terbunuhnya Jenderal Qaani di Beirut dan Haniyeh di  Tehran, rasanya sudah bisa disimpulkan: itulah perang cara baru. Bunuh langsung pemimpin musuh. Yakni dengan cara pembunuhan jarak jauh secara diam-diam. 

BACA JUGA:Al Haris dan Abdullah Sani Resmi Lantik 1.200 Tim Pemenangan di RCC untuk Kabupaten Muaro Jambi

Tag
Share