Empat Startup Finalis Grab Ventures Velocity Kenalkan Bisnis kepada 100 Calon Investor
Kiri-kanan: (1) Rivana Mezaya, Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia, (2) Erika Dianasari, Value Creation Partner Alpha JWC Ventures, (3) Brian Marshal, Founder & SEO, SIRCLO, (4) Iqbal Kurniawan, Editor in Chief, Tech in Asia Indonesia.-ANTARA-
JAKARTA – Program akselerator dan pembinaan startup Grab Ventures Velocity (GVV) mengumumkan empat perusahaan rintisan yang berhasil lolos sebagai finalis pada batch ketujuh. Mereka kini berkesempatan untuk memperkenalkan inovasi dan model bisnis mereka kepada 100 calon investor.
Keempat startup yang berhasil lolos dari lebih dari 200 pendaftar tersebut adalah Arummi, Blitz, DOOgether, dan Surplus. Selain mendapatkan kesempatan untuk menarik investor, para finalis juga akan menjalani bimbingan intensif, memperoleh akses ke jaringan luas, serta peluang pengembangan dan pendanaan untuk bisnis mereka. Lebih lanjut, mereka juga dapat memanfaatkan ekosistem Grab dan OVO dalam mengembangkan bisnis.
Rivana Mezaya, Director of Digital and Sustainability Grab Indonesia, mengungkapkan bahwa program Grab Ventures Velocity (GVV) merupakan salah satu manifestasi dari komitmen Grab untuk mendukung perkembangan startup di Indonesia. Menurutnya, sejak pertama kali diluncurkan, GVV telah menjembatani 36 startup untuk memperoleh pendanaan dan menciptakan solusi inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat.
“Dengan adanya GVV, kami berharap para finalis Batch 7 tidak hanya dapat mengembangkan bisnis mereka, tetapi juga mendorong ekosistem startup Indonesia untuk terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi,” ujar Rivana dalam siaran resmi.
BACA JUGA:Soal Korban Tewas di Dalam Sumur di Valencia, Berikut Penjelasan Kapolsek Jaluko
BACA JUGA:Diduga Gelapkan Hasil Penjualan Minyak Limbah, Direktur PT KAS Rully Priyadipta Jadi Tersangka
Muhammad Agung Saputra, CEO Surplus, salah satu finalis GVV Batch 7, menuturkan bahwa bergabung dengan program ini memberikan akses yang sangat penting bagi perkembangan bisnis mereka. Sebagai pionir dalam bidang ekonomi sirkular, Surplus memanfaatkan ekosistem GVV yang luas dan terintegrasi untuk mendapatkan peluang pendanaan yang dibutuhkan di tengah tantangan "tech winter" yang saat ini sedang melanda industri startup.
“Program ini menjadi langkah strategis untuk Surplus Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan sulit di pasar. GVV memberikan kami akses penting ke peluang pendanaan yang sangat dibutuhkan untuk bertahan dan berkembang,” kata Muhammad Agung.
Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk mendukung ekosistem startup di Indonesia, GVV menunjukkan dampak positif yang signifikan. Hingga saat ini, 86 persen dari alumni GVV masih beroperasi, mencerminkan ketangguhan dan daya saing para startup binaan. GVV berkomitmen untuk terus melahirkan startup-startup berkualitas yang mampu memberikan perubahan positif bagi masyarakat.
Tahun ini, GVV menyoroti empat startup yang berfokus pada keberlanjutan dalam pengembangan bisnis mereka. Keempatnya adalah:
BACA JUGA:Harga Emas Merosot Pasca Kemenangan Trump di Pilpres AS, Investor Beralih ke Dolar dan Bitcoin
BACA JUGA:Bappeda-Litbang Gandeng Peneliti Unand dan UNP Melakukan Penelitian di Kerinci
1. Arummi, yang memproduksi susu berbasis tanaman sebagai alternatif ramah lingkungan.
2. Blitz, yang menyediakan layanan logistik menggunakan kendaraan elektrik.
3. DOOgether, yang menawarkan solusi dan akses untuk gaya hidup sehat.
4. Surplus, yang mengatasi masalah pemborosan makanan dengan mengurangi limbah dari industri.
BACA JUGA:Meredakan Sakit Pinggang Bagian Belakang
BACA JUGA:5 Rekomendasi Makanan untuk Meningkatkan Sistem Imun di Musim Hujan
Keempat finalis ini akan berkesempatan untuk mempresentasikan visi mereka di hadapan para investor, memperkenalkan produk dan layanan mereka, serta berkolaborasi lebih jauh untuk mencapai pertumbuhan yang lebih besar di masa depan.
Grab Ventures Velocity terus berupaya mendukung perkembangan startup yang dapat membawa perubahan positif dan berkelanjutan di Indonesia, menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas dan berdampak bagi masyarakat luas. (*)