Taksi Kemudi

Disway--


Waymo ternyata bisa melihat ada tempat minggir kosong di depan resto tersebut. Waymo minggir di situ. Berhenti.
"Tujuan Anda sudah sampai.” Kami pun turun. Biasanya saya mengucapkan terima kasih kepada sopir taksi. Kali ini saya terpaku: apakah perlu mengucapkan terima kasih kepada setir mobil itu.


Jelaslah bahwa taksi tanpa sopir sudah ada. Sudah terwujud. Sudah beroperasi. Di San Francisco. Juga di Phoenix, kota terbesar yang agak sepi di Arizona. Daftar tunggu berikutnya: Los Angeles.


Dalam waktu tiga tahun ke depan pastilah semakin banyak kota yang mengijinkan Waymo beroperasi. Lalu akan mewabah ke seluruh dunia. Amerika yang memulai. Bukan Tiongkok. Mobil-mobil listrik Tiongkok sudah bisa berjalan tanpa kemudi tapi izin yang belum bisa keluar.


Pun yang di San Francisco ini. Awalnya hanya bisa di dalam kota. Kini sudah ada satu kota lagi, kota kecil di luar San Francisco, yang mengijinkannya: Dali. Letaknya antara San Francisco dan San Jose. Inilah kota yang mayoritas penduduknya orang asal Filipina.


Maka Waymo sudah bisa melayani penumpang dari San Francisco dengan tujuan Dali. Saya tidak sempat mencoba sejauh itu. Anda saja. Minggu depan. Atau bulan depan.
Berapa tarifnya?


"Sedikit lebih murah daripada Uber," ujar Ari yang bekerja di Apple.
Dia pun menunjukkan copy aplikasi: USD 12,68. Tambah pajak transportasi yang murah karena taksi ini bebas emisi: USD 0,20. Total USD 12,87 . Sekitar Rp 200.000. Untuk jarak 1,35 mil.


Perasaan saya?
Tidak sedikit pun was-was. Toh sudah lama beroperasi tanpa kecelakaan. Sudah percaya penuh.
Marissa, anak St Louis Surabaya saat masih tinggal di San Francisco. Yang sekali bersama papa mamanyi saat keduanya menengoknyi di San Francisco.

BACA JUGA:Rapat Paripurna Dalam Rangka HUT Kabupaten Kerinci Ke 66 Berlangsung Sukses

BACA JUGA:Diskominfo dan Bawaslu Muarojambi Teken MoU, Atasi Konten Negatif Jelang Pilkada


Kini Marissa tinggal di San Bruno. Di selatan San Francisco. Saya makan malam di rumahnyi yang baru.
Saat pulang ke rumah Ari kami diantar dengan Tesla barunyi. Dia terlihat pegang kemudi tapi tidak mengemudi.


"Saya lebih percaya Tesla yang mengemudikan mobil ini daripada saya sendiri yang mengemudi," ujar Marissa.
Dunia sudah berjalan begitu jauhnya. Tapi kita juga sudah berjalan lebih jauh: mampu lebih banyak membicarakan ke mana jalan kita setelah mati.(Dahlan Iskan)

Tag
Share