Program Agroforestri Desa Sungai Merah Jambi Ubah Pola Pengelolaan Hutan
Taman Hutan Raya (Tahura) Kabupaten Paser mengembangkan agroforesti, konsep pengembagan komoditas pertanian di lahan hutan, sebagai upaya perlindungan keanekaragaman hayati di area konservasi itu. -ist-
Keberhasilan ini juga membuat desa sekitar tertarik untuk meniru pendekatan yang sama, dan mereka datang untuk belajar langsung dari Yulianto dan kelompok tani Sungai Merah.
Keberhasilan desa ini tidak terlepas dari pendekatan holistik yang diterapkan oleh BioCF ISFL dan KPHP, yang tidak hanya menyediakan bibit dan peralatan, tetapi juga memastikan pelatihan dan pendampingan berkelanjutan.
Program ini mengajarkan bahwa keberhasilan agroforestri bukan hanya bergantung pada apa yang ditanam, tetapi juga bagaimana masyarakat dipersiapkan untuk mandiri dalam mengelola lahan mereka.
Secara ekologis, agroforestri juga memberikan manfaat besar. Penanaman kayu pulai membantu menjaga struktur tanah dan mengurangi erosi, sementara kombinasi tanaman sela dengan pohon buah menciptakan ekosistem yang lebih beragam dan mendukung keseimbangan alam.
BACA JUGA:Gubernur Al Haris Dorong Kolaborasi Kuat
BACA JUGA:Prajurit Kodim 0415/Jambi Dites Urine
Namun, tantangan tetap ada. Perubahan pola pikir dan kebiasaan lama membutuhkan waktu, dan tidak semua petani langsung menerima pendekatan ini. Di sinilah peran penting pemimpin lokal seperti Yulianto dan pendamping lapangan dari KPHP yang berhasil meyakinkan masyarakat bahwa agroforestri adalah pilihan terbaik untuk mencapai kesejahteraan tanpa merusak alam.
Desa Sungai Merah kini menjadi bukti bahwa perubahan yang berkelanjutan mungkin terjadi. Apa yang dimulai sebagai upaya kecil untuk menjaga hutan kini telah berkembang menjadi model kolaborasi dan keberlanjutan yang menginspirasi banyak pihak.
Dengan semangat yang mengedepankan keseimbangan antara manusia dan alam, program BioCF ISFL Jambi menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan dapat berjalan beriringan. Desa Sungai Merah telah membuktikan bahwa keberlanjutan bukanlah sekadar pilihan, melainkan kebutuhan untuk generasi mendatang.
Kisah Desa Sungai Merah adalah contoh nyata bahwa transformasi yang dimulai dari hal kecil, seperti menanam harapan di tanah yang subur, bisa menggugah perubahan besar bagi masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. (*)