Dua Perusahaan Belum Mulai Konstruksi Pembangunan Jalan Khusus Batu Bara di Jambi

--
Pemprov Jambi mengadakan rapat evaluasi pembangunan jalan khusus angkutan batu bara, Rabu (8/1) di VIP Room Rumah Dinas Gubernur Jambi. Al Haris, Gubernur Jambi memimpin langsung rapat yang dihadiri oleh tiga perusahaan yang membangun jalan khusus tersebut, serta pihak terkait seperti pihak BPN, Kejaksaan Tinggi, Dirlantas Polda Jambi, dan pihak terkait lainnya.
Dari tiga perusahaan yang membangun jalan khusus itu, hanya satu perusahaan yang sudah meenunjukkan progres signifikan. Diketahui, ada tiga perusahaan yang membangun, yakni PT Inti Bangun Sarana (IBS), kemudian PT Putra Bulian, dan PT Sinar Anugerah Sukses (SAS). Dari tiga perusahaan itu, hanya PT IBS yang sudah menunjukkan progres.
Bambang, pimpinan PT IBS saat menyampaikan progres pembangunan jalan khusus batu bara mengatakan, jalan yang direncakan dibangun sejauh 101 Km, mulai dari Mandiangin hingga Tenam. Dari total panjang jalan itu, 29 Km hingga saat ini belum dibangun. Sebab, pihak perusahaan masih menunggu izin peminjaman kawasan hutan di Kementerian Kehutanan.
"29 Km itu sedang menunggu izin dari Kemenhut, karena baru saja terjadi pergantian pejabat. Sudah sampai draft di kementerian. 1 Km mengenai kawasan perkebunan, sudah selesai persoalaannya di bukan Oktober lalu, izin pertanahannya juga sudah. Kemudian sisanya lebih dari 70 Km sudah dibuka, dan segera dilakukan pengerasan," katanya.
Bambang juga memaparkan, bahwa pelabuhan batu bara di Tenam, sudah bisa digunakan. Ditanyakan mengenai target selesai, Bambang menyebut menunggu kejelasan izin pengerukan sungai.
"Kami menunggu apakah sungau bisa dilakukan pengerukan," katanya.
Sementara itu, PT Putra Bulian Properti, belum melakukan pembangunan jalan. Wilson, dari PT Bulian Properti mengatakan, rencana pembangunan sepanjang 143 Km dari Muarojambi, Batanghari, dan Sarolangun di tahap 2. Dia mengatakan, investasi tahap pertama sepanjang 77,5 Km senilai 127,5 juta USD.
"Konstruksi dimulai bulan in, minggu ke dua atau ketiga. Kalau berjalan lancar, tahun 2026 jalan kami sudah bisa dilewati," katanya.
Kemudian, perusahaan yang ketiga adalah PT SAS. Panjang jalan akan yang dibangun sejauh 108 Km. Perusahaan ini, juga membangun sejumlah jembatan. PT SAS sendir, sebelumnya mendapat respon beragam dari masyarakat, terutama persoalan lahan dan keberadan TUKS mereka di Kota Jambi yang dekat dengan pemukiman.
"Bulan Maret lalu, 37,8 persen lahan belum dibebaskan. Saat ini tinggal 7,5 persen lagi. Persoalan sosial cukup banyak, karena TUKS di dalam kota. Ada pemukiman. Enam desa/kelurahan sudah ada titik terang, termasuk Aur Kenali. Informasi di lapangan, di area yang sudah dibebaskan, sudah dipatok. Persiapan map kerjaan, sudah turun tim kontraktor kami untuk pembangunan underpass , dalam waktu dekat dimulai. Persoalan krusial yang kami dapati, di akses jalan menuju TUKS, ada tanah PUPR. Kami sdh koordinasi dengan BWSS dan sepakat akan ada pengalihan. Dalam waktu dekat, kami akan lakukan sosialisasi dalam skala besar," kata Ibnu Ziadi, perwakilan PT SAS.
Ditanyakan mengenai kapan konstuksi mulai dibangun, dia mengatakan menunggu penyelesaian lahan di lingkungan BWSS.
"Kalau lahan itu belum tuntas, kami tidak bisa mobilisasi material. Kemungkinan pengerjaan selesai dari dua sampai tiga tahun," katanya.
Sementara itu, Gubernur Jambi, Al Haris mengatakan, rapat evaluasi ini untuk melihat progres pembangunan jalan khusus yang dilakukan oleh tiga perusahaan itu.