Strategi Menghapus Ethische Politiek Versi Modern di Partai Politik
Nabila Qurota Annisa-jambi independent-Jambi Independent
Merujuk pada Jerman, pemerintah memenuhi kebutuhan parpol hingga 50% dari total kebutuhan. Untuk menghindari donasi transaksional, partai-partai di Jerman harus memenuhi kebutuhan finansial mereka melalui iuran anggota, bukan melalui sumbangan non-pemerintah. Hal ini disebabkan oleh peraturan pemerintah Jerman yang ketat, yang mengharuskan bantuan apa pun dilaporkan ke parlemen Jerman Bundestag dan kemudian dipublikasikan di kanal resmi untuk pengamatan publik.
Selain itu, peningkatan proporsi pemerintah juga dapat meningkatkan efektivitas pemeriksaan BPK terhadap parpol. Selama ini pemeriksaan BPK terhadap parpol kurang efektif karena dana yang diperiksa mewakili sebagian kecil sumber daya yang digunakan. Parpol hanya menggunakan dana negara untuk tugas-tugas rutin. Oleh karena itu, hasil pemeriksaan BPK tidak terlalu berpengaruh terhadap pemberantasan korupsi pada parpol. Pemeriksaan dari BPK akan berjalan lebih baik dan membantu membatasi potensi penyelewengan jika proporsi pendanaan pemerintah ditingkatkan dan sumbangan non-pemerintah dikesampingkan.
BACA JUGA:KPU Provinsi Jambi Terima Hibab Tanah dan Bangunan
BACA JUGA:BNN Libatkan Tokoh Masyarakat, Sosialisasi P4GN Jangkau 68 Kelurahan di Kota Jambi
Meski demikian, kondisi keuangan parpol bisa menjadi bumerang. Uang dapat mengubah parpol dari demokrasi menjadi aristokrasi. Hal ini dapat dimitigasi jika setiap parpol berpegang teguh dan mengikuti prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan parpol yang dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011.
Pertama, parpol harus mencatat seluruh pendapatan, termasuk entitas yang menawarkan “sumbangan” berupa uang dan pengeluarannya. Karena sumbangan ini sering digunakan untuk memfasilitasi korupsi, sumber dana harus disebutkan secara memadai. Indonesia dapat mengikuti jejak Jepang, yang menerbitkan laporan penggalangan dana secara rutin untuk bantuan di atas ¥50.000, termasuk identitas lengkap donor.
Kedua, terkait tanggung jawab keuangan, parpol harus menyusun laporan keuangan yang mengikuti standar akuntansi. Kantor Akuntan Publik (KAP) akan memeriksa laporan ini untuk mengetahui adanya penerimaan dana yang bukan berasal dari negara. Pemerintah memilih KAP yang mengaudit para pihak dan melakukan rotasi secara berkala untuk menjamin objektivitas. Sedangkan BPK tetap bertugas memeriksa keuangan partai yang bersumber dari negara. Apalagi, setiap orang kemudian bisa melihat laporan keuangan secara transparan melalui website partai, media cetak, atau situs resmi lainnya.
Beberapa negara telah berhasil menerapkan kombinasi peningkatan bantuan keuangan dan transparansi yang lebih besar dalam parpol. Indonesia bisa menghadapi situasi serupa jika kedua peraturan ini diterapkan dan diawasi secara menyeluruh di masa depan. (*)
Penulis adalah, Staff di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan1
Dan Pengelola Keuangan di Badan Pemeriksa Keuangan2