Kasus Kekerasan Meningkat Terhadap Perempuan dan Anak di 2024
Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak, Neneng Eva Anggraeni.--
Angka kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Batanghari mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2024.
Berdasarkan data dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Kabupaten Batanghari, tercatat ada 77 kasus yang dilaporkan, meningkat dari 48 kasus pada tahun 2023.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak, Neneng Eva Anggraeni, dalam keterangannya di Muara Bulian menjelaskan bahwa dari 77 kasus yang terjadi di tahun 2024, 30 di antaranya melibatkan perempuan dan 47 melibatkan anak-anak.
Kasus-kasus tersebut mencakup berbagai bentuk kekerasan seperti pencabulan, pelecehan seksual, dan kekerasan fisik terhadap anak.
“Ya, ada 77 kasus yang terdiri dari 30 kasus kekerasan terhadap perempuan dan 47 terhadap anak-anak," ungkap Neneng. Ia juga menyebut bahwa di awal tahun 2025, pihaknya sudah menerima empat laporan kasus, yang terdiri dari dua kasus kekerasan terhadap perempuan, serta pelecehan seksual dan kekerasan fisik terhadap anak.
Sebagai langkah untuk menekan angka kekerasan ini, DPPKBP3A Kabupaten Batanghari bersama UPTD PPA gencar melakukan sosialisasi di setiap kecamatan di wilayah tersebut.
Pihaknya juga memberikan imbauan kepada masyarakat, khususnya perempuan dan anak, untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap segala bentuk ancaman dan kekerasan.
Neneng menambahkan, pentingnya upaya preventif dari pihak keluarga, terutama orang tua, dalam mengedukasi anak-anak mengenai kekerasan seksual. Edukasi seksual yang diberikan sejak dini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk mencegah kekerasan seksual dan melindungi anak-anak dari ancaman tersebut.
Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak menjadi perhatian serius di Kabupaten Batanghari. Diharapkan dengan upaya sosialisasi dan edukasi yang dilakukan oleh pemerintah, angka kekerasan ini bisa ditekan di masa mendatang, serta perempuan dan anak-anak di wilayah tersebut bisa merasa lebih aman. (Sub/Viz)