Alat Berat Bersejarah Pembuka Jalan Lintas Sumatera Belum Ditetapkan Sebagai Cagar Budaya

--

Sebuah alat berat yang pernah berjasa dalam pembukaan Jalan Lintas Sumatera pada tahun 1970-an masih berdiri di tepi jalan sebagai saksi bisu perjuangan masa lalu.

 

Alat ini, yang berupa compactor  atau alat pemerataan tanah berbahan besi, terlihat sederhana dan mungkin tampak tak bernilai bagi sebagian orang.

 

Namun, bagi masyarakat setempat, alat ini memiliki makna yang sangat dalam karena menjadi bagian dari sejarah pembangunan infrastruktur di Pulau Sumatera.

 

Alat berat ini juga memiliki keterkaitan dengan peristiwa bersejarah lainnya. Pada tahun 1976, saat Presiden Soeharto meresmikan Jembatan Tukum, alat ini juga turut diresmikan sebagai simbol perjuangan dalam pembukaan Jalan Lintas Sumatera.

 

Sayangnya, hingga kini, alat bersejarah ini belum ditetapkan sebagai benda cagar budaya oleh pemerintah.

 

Meskipun belum mendapatkan pengakuan resmi, alat ini masih dirawat oleh warga setempat. Berdasarkan pantauan Harian Pagi Jambi Independent, masyarakat sekitar rutin membersihkan alat ini agar tetap terawat.

 

Bahkan, beberapa tahun lalu, PT. Djambi Waras turut membantu dengan mengecat ulang alat berat tersebut agar tidak semakin rusak dimakan usia.

 

Yazid, salah satu warga Jujuhan, mengungkapkan bahwa masyarakat setempat memiliki kepedulian besar terhadap keberadaan alat ini.

 

"Kami selalu membersihkannya jika kotor, dan jika ada semak-semak yang tumbuh di sekitarnya, kami racun agar tidak menutupi alat ini," ujar Yazid.

 

Namun, warga berharap perhatian lebih dari pemerintah. Jika alat ini ditetapkan sebagai benda cagar budaya, maka bisa mendapatkan anggaran perawatan resmi sehingga keberadaannya tetap lestari dan tidak rusak akibat faktor alam maupun usia.

 

"Benda ini sangat berharga bagi kami, khususnya masyarakat Jujuhan Bungo. Kami berharap pemerintah bisa segera memasukkannya dalam daftar benda cagar budaya agar mendapatkan perlindungan dan perawatan yang lebih baik," tambah Yazid.

 

Sejarah pembangunan Jalan Lintas Sumatera adalah bagian dari perjalanan bangsa dalam membangun konektivitas antarwilayah. Oleh karena itu, benda-benda bersejarah yang menjadi bagian dari perjuangan tersebut perlu dilestarikan sebagai bentuk penghargaan terhadap masa lalu dan edukasi bagi generasi mendatang.

 

Pemerintah diharapkan segera mengambil langkah konkret agar alat berat bersejarah ini tidak hanya dikenang oleh masyarakat sekitar, tetapi juga diakui secara resmi sebagai warisan budaya bangsa. (Mai/Viz)

 

Tag
Share