150 Warga Palestina Terbunuh, Sejak Kesepakatan Gencatan Senjata

Ilustrasi - Warge Palestina mengantre untuk membeli roti di sebuah toko roti yang masih beroperasi di kamp pengungsi di Nuseirat, Jalur Gaza tengah-ANTARA FOTO-Jambi Independent
GAZA - Lebih dari 150 warga Palestina dibunuh Israel sejak kesepakatan gencatan senjata di Gaza diberlakukan pada 19 Januari 2025. Hal ini disebutkan pihak kantor media Gaza dalam pernyataan pada Sabtu (15/3).
"Kami melihat penjajah sengaja meningkatkan kejahatan terhadap warga sipil dalam beberapa pekan terakhir," kata pernyataan itu.
Ditambahkan, 40 warga Palestina di Gaza telah kehilangan nyawa dalam dua pekan terakhir.
"Mengincar para penduduk yang mengumpulkan kayu bakar atau menginspeksi rumah mereka, sehingga mereka tewas akibat tembakan pasukan Israel," ujar pihak kantor media tersebut.
BACA JUGA:Rp 3,1 M untuk PSU Pilbup Bungo, Cair dalam Beberapa Hari ke Depan
BACA JUGA: Ribuan Rumah di Muarojambi Terendam Banjir, TMA 15,06 Meter, Berada di Atas Elevasi Siaga I
Pernyataan itu disampaikan menyusul serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, yang menewaskan sembilan warga Palestina, termasuk jurnalis dan pekerja kemanusiaan.
Sembari mengutuk serangan itu sebagai "pembantaian mengerikan," kantor media Gaza menuding Israel meningkatkan agresi di tengah banyaknya perintah militer dari pemimpin Israel.
Semua individu yang diincar Israel adalah warga sipil yang bekerja di area pengungsian dan melakukan dokumentasi media untuk badan amal, menurut kantor itu.
Kantor media Gaza juga mendesak Mahkamah Internasional (ICJ) dan Mahkamah Pidana Internasional (ICJ) untuk mengambil tindakan segera terhadap kejahatan perang Israel, khususnya yang dilakukan oleh pemimpinnya, Benjamin Netanyahu.
Kementerian Kesehatan Palestina sebelumnya memastikan bahwa korban luka dalam serangan di Beit Lahir itu telah dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara.
Menurut saksi mata, serangan udara Israel mengincar tim bantuan yang membagikan tenda buat warga yang terdampak agresi Israel.
Pusat Perlindungan Jurnalis Palestina melaporkan tiga wartawan tewas akibat serangan itu ketika sedang mendokumentasikan upaya bantuan kemanusiaan bagi warga Gaza.
Serangan itu menunjukkan pelanggaran Israel terhadap gencatan senjata yang ditengahi oleh Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat.