Cara Ajaib Tubuh Menyimpan Skill Manusia

-IST/Jambi Independent-Jambi Independent
Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana seseorang bisa memainkan piano tanpa melihat tuts? Atau seorang atlet bisa mengeksekusi gerakan rumit tanpa berpikir keras?
Jawabannya terletak pada sesuatu yang disebut muscle memory. Walaupun istilah itu terdengar teknis dan kurang familiar, sebenarnya konsep di baliknya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Secara sederhana, muscle memory adalah kemampuan tubuh untuk mengingat gerakan melalui pengulangan.
Saat berlatih suatu keterampilan fisik, tubuh menciptakan jalur saraf khusus di otak dan sistem saraf. Semakin sering gerakan itu diulang, semakin kuat jalur itu terbentuk. Membuat gerakan tersebut menjadi otomatis dan terasa alami.
BACA JUGA:Ingin Kenalkan Rempeyek hingga Go Internasional, Suntikan Dana KUR BRI Bantu Kembangkan Usaha
BACA JUGA:3 Bahaya Konsumsi Kopi Instan Berlebihan, Bisa Picu Penyakit Serius
Yang menarik, meskipun namanya muscle memory, sebenarnya yang menyimpan ingatan itu bukan otot. Melainkan otak. Khususnya di bagian yang disebut motor cortex dan cerebellum. Otot hanya menjadi eksekutor. Sedangkan otaklah yang bertanggung jawab membangun peta gerakan tersebut.
Proses membentuk muscle memory tidak instan. Tapi membutuhkan latihan yang konsisten dan berulang. Ketika baru mulai belajar keterampilan baru, otak harus bekerja ekstra keras untuk mengkoordinasikan gerakan.
Itu sebabnya ketika sudah terbiasa, aktivitas yang dulu terasa sulit kini bisa Anda lakukan tanpa berpikir panjang. Seiring berjalannya waktu dan banyaknya pengulangan, aktivitas itu menjadi lebih efisien. Akhirnya Anda bisa melakukannya hampir secara refleks.
Dalam dunia olahraga, konsep muscle memory itu menjadi sangat penting. Atlet profesional, seperti pemain basket, perenang, atau pesenam, mengandalkan muscle memory untuk mencapai performa puncak.
Mereka menghabiskan ratusan bahkan ribuan jam berlatih gerakan yang sama. Agar saat kompetisi, tubuh mereka secara otomatis tahu apa yang harus dilakukan. Bahkan di bawah tekanan yang besar. Sehingga muscle memory terbentuk.
Tak hanya atlet, para musisi juga bergantung pada muscle memory. Seorang pianis, misalnya, tidak mungkin menghapal satu per satu not saat tampil. Dengan muscle memory, jari-jarinya seolah-olah tahu ke mana harus bergerak, mengalir mengikuti alunan lagu.
Muscle memory bisa berlaku untuk kebiasaan baik maupun buruk. Jika berlatih gerakan dengan teknik yang salah, tubuh juga akan mengingat pola itu.
Karena itu, penting untuk sejak awal berlatih dengan teknik yang benar. Perbaikan muscle memory yang salah jauh lebih sulit dibanding membentuk dari awal.