Ketua RT Jadi Pemangku Adat, Langkah Berani Kota Jambi Pertahankan Budaya

Wakil Walikota Jambi, Diza Hazra Aljosha didampingi Walikota Maulana dan Ketua LAM Kota Jambi, memakaikan lacak ke ketua RT.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

Jambi – Dalam langkah monumental yang menyatukan tata kelola modern dengan warisan budaya, para Ketua Rukun Tetangga (RT) se-Kota Jambi resmi dikukuhkan sebagai pemangku adat oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Kota Jambi.

Prosesi pengukuhan ini berlangsung bersamaan dengan pelantikan Ketua RT periode 2025–2030, pada Rabu (21/5), dalam sebuah seremoni penuh makna adat dan simbolisme lokal.

Momen sakral ditandai dengan pemasangan lacak—penutup kepala khas Melayu Jambi—kepada para Ketua RT sebagai lambang tanggung jawab baru yang mereka emban, bukan hanya sebagai pengurus administratif, namun juga sebagai penjaga nilai-nilai budaya.

“Ketua RT kini tidak sekadar tokoh administratif, mereka juga adalah penjaga identitas adat di tengah masyarakat,” ujar Aswan Hidayat Usman, Ketua LAM Kota Jambi dalam pidatonya.

BACA JUGA:Butuh 6 Petugas untuk Evakuasi, Sanca Liar Teror Warga Kota Baru

BACA JUGA:Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batanghari, M. Firdaus, Dewan Dukung Penuh Program Koperasi Merah Putih

Prosesi pemasangan lacak dilakukan langsung oleh Wali Kota Jambi, Maulana, bersama Wakil Wali Kota, Diza Hazra Aljosha sebagai simbol bahwa pemimpin di tingkat akar rumput kini juga memikul peran kultural yang tak kalah penting.

Aswan menegaskan bahwa sinergi antara kelembagaan adat dan pemerintahan bukan sekadar simbolis, melainkan bentuk nyata pelestarian kearifan lokal dalam kehidupan modern. 

Ia berharap Ketua RT mampu menjadi jembatan antara masyarakat, lembaga adat, dan pemerintah.

Wali Kota Maulana dalam sambutannya menyambut baik pengukuhan tersebut. 

Ia menyebut langkah ini sebagai penguatan karakter masyarakat Kota Jambi yang bertumpu pada adat dan budaya.

“Ketua RT kini menjadi garda terdepan, tidak hanya dalam pelayanan warga, tapi juga dalam menjaga ruh budaya Melayu Jambi di lingkungannya masing-masing,” tegas Maulana.

Pengukuhan ini menjadi tonggak sejarah dalam pembauran nilai-nilai kearifan lokal dengan sistem pemerintahan modern.

 Di tengah arus globalisasi dan digitalisasi, Kota Jambi memilih untuk tidak melupakan akar budayanya.(zen)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan