Sering Lupa Bisa Jadi Tanda Bahaya Serius, Waspadai Gejalanya Sebelum Terlambat

Reporter: Surya Elviza |

Editor: Surya Elviza |

Sabtu , 07 Jun 2025 - 19:33

WASPADA : Anda yang sering lupa terhadap sesuatu harus waspada sebagai tanda bahaya serius dari kesehatan.-IST/Jambi Independent-Jambi Independent

JAMBI – Lupa memang sering dianggap sebagai bagian wajar dari kehidupan sehari-hari, terutama saat seseorang merasa lelah, stres, atau memasuki usia lanjut. Namun, menurut para ahli kesehatan, tidak semua bentuk kelupaan bisa dianggap sepele. Dalam beberapa kasus, sering lupa justru bisa menjadi tanda awal dari gangguan kesehatan serius seperti demensia, cedera otak traumatis, atau bahkan tumor otak.

Laporan terbaru mengungkap pentingnya membedakan antara kelupaan biasa akibat proses penuaan dan gejala gangguan kognitif seperti demensia atau penyakit Alzheimer. Masyarakat diminta untuk lebih memahami gejala-gejala kelupaan agar bisa mengambil tindakan preventif sebelum kondisinya berkembang menjadi sesuatu yang lebih berat.

Apa Itu Kelupaan Normal dan Bagaimana Membedakannya dengan Demensia?

Kelupaan yang normal umumnya terjadi secara sesekali. Contohnya seperti lupa tempat meletakkan kunci, lupa nama seseorang yang baru dikenal, atau lupa hari ketika sedang sibuk. Menurut Institut Nasional Penuaan (NIA), kelupaan semacam ini terjadi akibat perubahan ringan pada otak yang umum terjadi seiring bertambahnya usia. Biasanya, informasi yang terlupa tersebut bisa kembali diingat dengan bantuan petunjuk atau setelah beberapa saat.

Namun, demensia adalah kondisi yang lebih kompleks. Penyakit ini bukan sekadar lupa biasa, melainkan gangguan serius pada fungsi otak yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. Demensia menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, mengingat, berbicara, bahkan mengambil keputusan. Salah satu bentuk paling umum dari demensia adalah Alzheimer, yang cenderung berkembang perlahan namun progresif.

Menurut Asosiasi Alzheimer, berikut adalah perbedaan utama antara kelupaan karena penuaan normal dan demensia:

Kelupaan Normal (Terkait Usia):

• Sesekali membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.

• Kadang lupa tanggal atau nama orang, tapi bisa mengingatnya kemudian.

• Kadang meletakkan barang di tempat yang tidak biasa namun masih bisa menelusuri kembali langkah untuk menemukannya.

• Kadang-kadang mengambil keputusan yang aneh tapi masih bisa memperbaikinya.

Gejala Demensia:

sering lupa bisa jadi tanda bahaya serius, waspadai gejalanya sebelum terlambat                            jambi – lupa memang sering dianggap sebagai bagian wajar dari kehidupan sehari-hari, terutama saat seseorang merasa lelah, stres, atau memasuki usia lanjut. namun, menurut para ahli kesehatan, tidak semua bentuk kelupaan bisa dianggap sepele. dalam beberapa kasus, sering lupa justru bisa menjadi tanda awal dari gangguan kesehatan serius seperti demensia, cedera otak traumatis, atau bahkan tumor otak.
laporan terbaru mengungkap pentingnya membedakan antara kelupaan biasa akibat proses penuaan dan gejala gangguan kognitif seperti demensia atau penyakit alzheimer. masyarakat diminta untuk lebih memahami gejala-gejala kelupaan agar bisa mengambil tindakan preventif sebelum kondisinya berkembang menjadi sesuatu yang lebih berat.
apa itu kelupaan normal dan bagaimana membedakannya dengan demensia?
baca juga:makan kerang bisa bantu jaga jantung tetap sehat
baca juga: 3 penyakit yang bisa muncul akibat stres berkepanjangan, jangan sepelekan
kelupaan yang normal umumnya terjadi secara sesekali. contohnya seperti lupa tempat meletakkan kunci, lupa nama seseorang yang baru dikenal, atau lupa hari ketika sedang sibuk. menurut institut nasional penuaan (nia), kelupaan semacam ini terjadi akibat perubahan ringan pada otak yang umum terjadi seiring bertambahnya usia. biasanya, informasi yang terlupa tersebut bisa kembali diingat dengan bantuan petunjuk atau setelah beberapa saat.
namun, demensia adalah kondisi yang lebih kompleks. penyakit ini bukan sekadar lupa biasa, melainkan gangguan serius pada fungsi otak yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari. demensia menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, mengingat, berbicara, bahkan mengambil keputusan. salah satu bentuk paling umum dari demensia adalah alzheimer, yang cenderung berkembang perlahan namun progresif.
menurut asosiasi alzheimer, berikut adalah perbedaan utama antara kelupaan karena penuaan normal dan demensia:
kelupaan normal (terkait usia):
• sesekali membutuhkan bantuan untuk menyelesaikan tugas sehari-hari.
• kadang lupa tanggal atau nama orang, tapi bisa mengingatnya kemudian.
• kadang meletakkan barang di tempat yang tidak biasa namun masih bisa menelusuri kembali langkah untuk menemukannya.
• kadang-kadang mengambil keputusan yang aneh tapi masih bisa memperbaikinya.
gejala demensia:
• sulit menyelesaikan aktivitas harian seperti memasak, menyetir, atau mengelola keuangan.
• sering kehilangan jejak waktu, tanggal, atau musim.
• mengulang-ulang cerita atau lupa kata-kata dalam percakapan.
• menaruh barang di tempat yang tidak wajar dan tidak mampu mengingat di mana meletakkannya.
• mengalami perubahan perilaku, kebingungan, dan bahkan paranoia.
penyebab kelupaan yang perlu diwaspadai
selain faktor usia, ada beberapa kondisi medis yang juga bisa menyebabkan kelupaan. dalam beberapa kasus, kelupaan ini bersifat sementara dan bisa ditangani jika penyebabnya diobati.
beberapa penyebab kelupaan menurut nia antara lain:
• konsumsi alkohol berlebihan: alkohol dalam jangka panjang bisa merusak fungsi otak dan mempercepat kerusakan memori.
• efek samping obat: beberapa jenis obat, terutama yang bersifat psikoaktif, bisa memengaruhi daya ingat.
• gangguan pada organ vital: gangguan pada hati, ginjal, atau tiroid dapat menimbulkan gangguan kognitif.
• kekurangan vitamin b12: nutrisi ini penting untuk fungsi saraf, dan kekurangannya bisa menyebabkan masalah neurologis.
• infeksi atau pembekuan darah di otak: bisa menyebabkan inflamasi yang memengaruhi kemampuan mengingat.
tanda-tanda kelupaan yang bisa jadi alarm bahaya
selain itu, sejumlah kondisi serius yang mengancam nyawa juga bisa memicu gangguan ingatan, seperti:
• cedera otak traumatis (tbi): akibat benturan keras di kepala, bisa menimbulkan kehilangan ingatan jangka pendek maupun panjang.
• stroke: gejala stroke seperti kebingungan mendadak, bicara pelo, wajah terkulai, atau kehilangan keseimbangan harus segera ditangani.
• serangan iskemik transien (tia): dikenal sebagai “stroke ringan”, gejala tia bisa hilang dengan cepat namun tetap memerlukan perawatan medis segera.
• tumor otak: kehilangan ingatan disertai sakit kepala, perubahan perilaku, dan kejang bisa menandakan adanya massa di otak.
• penyakit neurologis: kondisi seperti parkinson, huntington, atau ensefalitis juga bisa menyebabkan penurunan fungsi memori.
pentingnya deteksi dini dan konsultasi medis
jika kamu atau orang di sekitarmu sering mengalami kelupaan yang mulai mengganggu aktivitas harian, sulit konsentrasi, atau menunjukkan perubahan perilaku, maka sebaiknya segera periksakan diri ke dokter. deteksi dini bisa menjadi langkah penting untuk memperlambat progresifitas penyakit seperti alzheimer, atau menangani penyebab medis lainnya sebelum berkembang lebih parah.
ingat, lupa bukan sekadar lupa. kadang ia adalah sinyal tubuh yang sedang memberi tahu ada yang tidak beres di dalam sistem sarafmu. jangan ragu untuk bertanya, berkonsultasi, dan mencari bantuan medis sejak dini.(*)