Persahabatan

3 sahabat-unsplash.com-Jambi Independent

"Seakan-akan didalam persahabatan ini, aku bukanlah bagian dari kalian, kalian selalu pengen di mengerti, pengen di hargai tapi kalian sendiri ga pernah menghargai orang lain" ucap ku yang tak sadar air mata telah jatuh membasahi wajahku. 

"Sifat kita memang kaya gini Chan," kata Ana. 

"Iya memang gini, kaya kamu ga tau aja," ucap elsa tanpa merasa bersalah. 

"Kalian bilang sifat aku memang kaya gini, pliss El, Ann. Dunia ga selalu berpihak sama kita, kalian ga bisa selalu pengen di mengerti dan di hargai, harusnya kita yang menempatkan situasi dan kondisi di mana kita harus bersikap, ga semua orang betah dengan sifat kita" ucapku menambahkan.

BACA JUGA:1.000 Personel Dishub Akan Atur Lalu Lintas DKI Jakata Pada Malam Tahun Baru 2024

BACA JUGA:Siap - Siap, Jokowi Umumkan Rekrutmen CPNS Awal Januari

"Setiap orang mental nya beda-beda, setiap orang punya limitnya masing-masing, ibarat kita ngelempar batu, mudah kan? Tapi kita ga pernah tau El,An, seberapa dalam batu itu tenggelam. Kadang yang kita anggap candaan semata, bisa aja nyinggung perasaan orang lain dan ketika kita punya sifat kaya gitu dan memberlakukan itu ke semua orang, rasa nya itu ga adil, bahkan bisa aja kita di cap sebagai orang yang ga profesional dalam mengendalikan diri kita sendiri, kita bukan anak kecil lagi yang selalu ingin di mengerti semua orang," ucap ku menekan setiap kata.

"Kita udah beranjak dewasa, seharusnya seiring berjalannya waktu, bukan kah kita harus lebih bijak dalam bersikap, dan juga rasa nya aku ga perlu berceloteh panjang kali lebar lagi, permisi," kata ku menjauh dari hadapan mereka berdua.

Di sepanjang perjalanan tangis ku pecah, bahkan aku tidak begitu jelas melihat arah jalan, sampai ketika aku mendengar suara teriakan yang sangat ku kenali, itu suara Ana dan Elsa.

"Chantikaaaaa, AWASS !!!" aku masih tidak mengerti dengan kata-kata mereka, dengan cepat aku menoleh, di depan ku mobil melaju begitu kencang, tak membiarkan ku untuk berpindah tempat, seketika semuanya gelap.

BACA JUGA:Elpisina Tawarkan Solusi Konkrit, Atasi Benang Kusut Kelangkaan dan Tingginya Harga Pupuk yang Dialami Petani

BACA JUGA:Sosok Nike Ardilla yang Belum Banyak Orang Tahu

"Permisi-permisi, itu sahabat saya, permisii," kata Ana tergesa-gesa begitupun dengan Elsa.

"Innalilahi wa innailaihi roji'un meninggal di tempat," kata salah satu warga yang mengecek kondisi perempuan tersebut.

"Hah ga, ga mungkin pak, ga mungkin, tolong pak,bu, panggilkan ambulans," ucap Ana berusaha menahan air matanya.

Tag
Share