Masuk Pengecoran Dinding, Penimbunan Badan Jalan

Pembangunan preservasi Jalan Lintas Sumatera Km 53 Sirih Sekapur sudah mencapai tahap pengecoran.-SITI HALIMAH/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent

MUARABUNGO – Pasca peristiwa longsor tebing di Jalan Lintas Sumatera KM 53, Sirih Sekapur, pada tahun 2024 lalu, pemerintah melalui Direktorat Jasa Marga dan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) PUPR telah mengalokasikan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2025 sebesar Rp 10.566.210.000 untuk melakukan perbaikan. Proyek tersebut dikerjakan PT Azka Pembangunan sebagai pelaksana.

 

Berdasarkan pantauan media pada Senin (11/8/2025), progres pengerjaan di lokasi sudah memasuki tahap pengecoran dinding penimbunan badan jalan. Selain itu, pekerja juga tengah membangun drainase guna mengantisipasi genangan air yang dapat merusak struktur jalan di kemudian hari.

 

Pembangunan ini merupakan bagian dari program preservasi jalan dan turap penahan longsoran di titik rawan bencana tersebut. Pemerintah berharap, dengan adanya konstruksi turap dan sistem drainase yang memadai, risiko longsor dapat diminimalisir sehingga akses Jalan Lintas Sumatera di wilayah Jujuhan tetap aman dan lancar.

BACA JUGA:Israel Panggil 400 Ribu Anggota IDF

BACA JUGA:KPK Telaah Laporan Nikita Mirzani

 

Hendra, salah satu warga yang tinggal di sekitar lokasi proyek, mengungkapkan apresiasinya terhadap langkah pemerintah. “Kami sangat berharap sekali pengerjaan preservasi jalan depan Starubber ini bisa secepatnya selesai. Saat ini kami cukup terganggu dengan debu, tapi kalau cepat selesai jalan akan kembali lancar,” ujarnya.

 

Ia juga menambahkan bahwa warga merasa lega karena pemerintah telah mengambil langkah nyata untuk mencegah terulangnya bencana serupa. “Kami warga Jujuhan sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah membangun turap longsoran ini. Semoga tidak terjadi lagi musibah longsor di Jalan Lintas Sumatera wilayah Jujuhan ini,” tutur Hendra.

 

Proyek ini dinilai strategis karena Jalan Lintas Sumatera merupakan jalur utama penghubung antarprovinsi di Sumatera. Gangguan pada jalur ini dapat berdampak besar terhadap arus distribusi barang dan mobilitas masyarakat. Oleh karena itu, penyelesaian pekerjaan diharapkan tepat waktu sesuai kontrak, sehingga manfaatnya segera dirasakan oleh pengguna jalan maupun warga setempat.

 

 

Hingga saat ini, pekerjaan di lapangan terpantau berjalan lancar meski menghadapi tantangan cuaca. Pemerintah mengimbau masyarakat sekitar untuk tetap berhati-hati saat melintas di area proyek demi keselamatan bersama. (mai/ira)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan