Panji Tengkorak, Film Animasi Silat Indonesia yang Berani Tanpa Embel-embel "Merah Putih"

Panji Tengkorak hadir sebagai film animasi dua dimensi yang berani dan inovatif dalam perfilman Indonesia-Instagram -
Kuwuk (Candra Mukti), sosok komedi sekaligus narator, memberikan warna unik dan membantu penonton memahami legenda yang diangkat.
Meski mengusung tema serius dan visual yang kuat, film ini menghadirkan elemen musik yang agak kontroversial.
BACA JUGA:Telusuri Jaringan Besar Internasional, Buntut Kurir 44 KgSabu
BACA JUGA:Guardiola Puji Reijnders
Lagu tema Bunga Terakhir karya Bebi Romeo yang dinyanyikan oleh Iwan Fals dan Isyana Sarasvati ditempatkan pada adegan pertarungan, yang bagi sebagian penonton terasa kurang selaras dengan suasana tensi tinggi.
Signifikansi Budaya dan Kontribusi untuk Perfilman Indonesia
Panji Tengkorak bukan hanya sebuah film animasi, tapi juga upaya penting dalam mengangkat kisah pahlawan lokal ke panggung modern dengan cara yang otentik dan berbeda dari kebanyakan film animasi Indonesia.
Proses produksi yang memakan waktu hingga tiga tahun menunjukkan dedikasi tinggi tim kreatif yang mengedepankan kualitas visual dan narasi mendalam.
BACA JUGA:Samsat Bungo Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Bermotor, Berlaku hingga 22 Desember 2025
BACA JUGA:Tiga Warisan Budaya Sarolangun Resmi Diakui Negara, Dari Junjung Pseko, Kue Atun, hingga Setawar Sedingin
Film ini membuktikan bahwa kisah-kisah silat dan pahlawan super Indonesia memiliki potensi besar untuk terus dieksplorasi dan dikembangkan, terutama untuk generasi muda yang kini lebih akrab dengan animasi 3D.
Keberanian Panji Tengkorak dalam memilih gaya animasi 2D sekaligus mengangkat tema dewasa menjadi bukti inovasi yang patut diapresiasi dalam industri film lokal. (*)