PKL Talang Banjar Kembali Penuhi Bahu Jalan, Macat Total karena Jalan Menyempit

KEMBALI BERDAGANG: PKL Kembali memenuhi bahu jalan di Kawasan Talang Banjar. Padahal, beberapa waktu lau, sudah dilakukan penertiban.-FENGKI/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
JAMBI - Kesemrawutan kembali mewarnai kawasan Pasar Talang Banjar, Kota Jambi. Pasca ditertibkan beberapa bulan lalu, para Pedagang Kaki Lima (PKL) kembali menduduki bahu jalan di sepanjang Jalan Orang Kayo Pingai dan Jalan Sentot Alibasya, Kelurahan Talang Banjar. Fenomena kucing-kucingan ini menjadi cermin tantangan penataan kota yang belum juga usai.
Keberadaan lapak dan kios semi permanen milik pedagang tidak hanya melanggar Peraturan Daerah (Perda) Kota Jambi tentang Ketertiban Umum, tetapi juga secara nyata menimbulkan dampak negatif bagi publik. Berdasarkan pantauan lapangan, kemacetan parah menjadi pemandangan rutin pada jam-jam sibuk.
Puncak kemacetan terjadi setelah Subuh, sekitar pukul 5.30 pagi saat aktivitas pasar dimulai, dan pada sore hari sekitar pukul 17.00 ketika warga pulang kerja.
BACA JUGA:Mencari Bibit Pemain Muda, Tanjab Timur Akan Menggelar Bupati Cup
BACA JUGA:Bupati Muaro Jambi Buka Pelatihan Sertifikasi Tenaga Kerja Konstruksi
Ruas jalan yang seharusnya bisa dilalui dua lajur kendaraan, secara efektif menyempit karena sebagian badan jalan beralih fungsi menjadi area berdagang.
Supriadi, seorang pengendara sepeda motor yang setiap hari melintasi area tersebut, menyuarakan keresahannya.
"Kami sebagai pengguna jalan merasa sangat terganggu dan was-was. Selain macet total, kita harus ekstra hati-hati karena jarak antar kendaraan sangat dekat dan banyak pembeli yang lalu-lalang di jalan. Ini sangat membahayakan keselamatan," ujarnya, Rabu (27/8).
Persoalan ini sejatinya telah menjadi perhatian serius Pemerintah Kota Jambi. Beberapa waktu lalu, Wali Kota Jambi, Maulana, memimpin langsung operasi penertiban besar-besaran yang melibatkan ratusan personel gabungan dari Satpol PP, TNI, dan Polri. Saat itu, lapak-lapak liar dibongkar dan area bahu jalan berhasil dibersihkan.
Namun, efek kejut dari penertiban tersebut tampaknya tidak bertahan lama. Tanpa pengawasan yang konsisten dan solusi relokasi yang efektif, para pedagang kembali ke lokasi semula. Faktor ekonomi diduga kuat menjadi alasan utama para PKL nekat kembali berjualan di lokasi strategis tersebut, meskipun melanggar aturan. (cr02/enn)