Coba Slow Fashion Upcycling!

-IST/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
• Patchwork dari kain sisa.
• Menambah bordir atau pewarna pada baju bekas.
Upcycling ini juga memberikan banyak keuntungan, seperti hemat biaya karena tidak membeli pakaian baru, produk baru yang dihasilkan lebih unik, dan yang pastinya lebih ramah lingkungan.
Tren slow fashion dan upcycling selalu berkaitan dengan satu sama lain, karena keduanya memiliki dasar prinsip yang sama, yakni nilai keberlanjutan, memberikan umur panjang pada pakaian, dan mendukung personalisasi gaya. Maka dari itu, tren slow fashion akan selalu identik dengan upcycling.
Saat lemari kamu sudah penuh dengan pakaian lama yang tidak terpakai, itu adalah tanda bahwa kamu harus melakukan upcycling. Untuk pemula memang akan kebingungan memilih pakaian yang akan diupgrade, model apa yang akan dipakai, dan bagaimana cara melakukannya.
Tenang saja, beberapa tip ini akan membantu kamu untuk memulai slow fashion upcycling di rumah.
• Bongkar isi lemari dan sortir pakaian yang jarang dipakai.
• Eksperimen desain sesuka hati, bisa menggunakan pewarna tekstil, menambah motif bordir, atau potong dan jahit ulang.
• Gunakan alat yang sederhana, seperti gunting, benang, jarum, atau mesin jahit mini. Jika proyek yang dibuat berukuran kecil, bisa dijahit menggunakan tangan saja.
• Cari inspirasi upcycling dari Pinterest, YouTube, atau konten kreator lokal.
Jika konsisten, maka dampak positif dapat dicapai dengan mudah. Limbah tekstil dapat dikurangi secara bertahap, dapat menghemat uang, dan juga dapat menciptakan produk fashion yang punya nilai cerita.
Upcycling adalah satu langkah kecil yang dibuat untuk menjaga bumi kita ini. Terkadang, kita sebagai manusia tidak sadar jika kita sering merusak bumi dengan perilaku konsumtif kita.
Slow fashion upcycling bukan hanya sekadar tren, namun juga gaya hidup yang berkelanjutan. Satu langkah kecil ini menunjukkan bahwa kita peduli terhadap bumi yang kita tempati. Jadi, sudah siap bongkar isi lemari kamu? (*)