Pelabuhan Tangga Raja Kuala Tungkal Ambruk

AMBRUK : Kondisi pelabuhan pasca ambruk sehingga tidak bisa digunakan sementara waktu.-Ade Indah Sari/Jambi Independent-Jambi Independent
KUALA TUNGKAL - Pelabuhan Bongkar Muat Tangga Raja Ulu Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung Jabung Barat Ambruk, Sabtu 6 September 2025 sekitar Pukul 08.15 Wib.
Akibat insiden ini satu unit kapal yang tengah bersandar untuk dimuat barang terhimpit hingga miring dan karam.
Kejadian ini sontak menjadi perhatian warga yang melaksanakan rutinitas di Pelabuhan baik di Pelabuhan LLASDP maupun di Pelabuhan Tangga Raja Ulu yang ambruk.
Di lapangan tampak tenaga bongkar muat maupun ABK Kapal sibuk melakukan pembongkaran barang yang sudah dimuat ke Kapal sebelum kejadian.
BACA JUGA:Hasil Panen Padi Meningkat Signifikan
BACA JUGA: Pemkab Abaikan Usalan Fraksi PDI-Perjuangan, Sekda : Penentuan Lokasi Berdasarkan Kajian Matang
Petugas kepolisian masih mengumpulkan keterangan saksi terkait musibah ambruknya sebagian dari bangunan Pelabuhan Tangga Raja Ulu ini.
Sejumlah saksi mata dan pekerja bongkar muat mengaku bahwa kondisi jembatan memang telah lama bermasalah.
Jembatan terlihat miring dan bergeser dari posisi semula, namun tetap digunakan karena belum ada perbaikan dari pihak pengelola pelabuhan.
“Jembatan itu memang sudah lama kelihatan miring. Bahkan, antara sambungan jembatan yang roboh dengan bagian lainnya sudah terlihat renggang,” kata Azmi, salah seorang buruh bongkar muat di lokasi kejadian.
Menurut Azmi, para pekerja sebenarnya sudah beberapa kali menyampaikan keluhan ke petugas pelabuhan, namun hingga saat kejadian, belum ada tindakan perbaikan yang signifikan.
“Sudah sering kami bilang ke petugas di pelabuhan, tapi katanya belum ada anggaran atau menunggu proyek perbaikan,” bebernya.
Meski tidak menelan korban jiwa, insiden ini tetap menimbulkan kerugian, khususnya bagi para pemilik kapal. Beberapa unit kapal yang tengah bersandar tepat di bawah jembatan dilaporkan mengalami kerusakan, seperti retak pada bodi kapal, pecah di bagian atap, hingga kerusakan pada sistem kemudi.
Beberapa kapal yang rusak tersebut sebelumnya digunakan untuk distribusi bahan kebutuhan pokok dan hasil laut. Aktivitas bongkar muat pun terpaksa dihentikan total.