Siswa Madrasah di Tanjab Timur Belajar Lesehan, Tidak Ada Listrik dan Minim Sarpras Lainnya

LESEHAN: salah satu kelas di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Nurul Ihsan tidak memiliki meja dan kursi, sehingga siswa harus belajar di lantai.-HARPANDI/JAMBI INDEPENDENT-Jambi Independent
MUARASABAK - Untuk meningkatkan ilmu pendidikan generasi penerus bangsa, berbagai upaya tentunya perlu dilakukan, agar apa yang menjadi tujuan utama untuk membentuk generasi muda yang tangguh bisa terwujud dengan sempurna.
Salah satu upaya tersebut yakni, dengan memberikan motivasi dan juga bekal pendidikan tambahan diluar sekolah kepada para murid, agar lebih maksimal dalam memahami materi pelajaran.
Seperti yang dilakukan para tenaga pengajar di Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Nurul Ihsan, yang berada di Kelurahan Simpang Tuan, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjab Timur ini.
Di tengah keterbatasan Sarana dan Prasarana (Sarpras) yang ada, tidak menyurutkan tujuan mulia para tenaga pengajar untuk mencerdaskan anak bangsa.
BACA JUGA:Aden Jelatang Gantikan Uni, Singa Afrika Segera Menyusul
BACA JUGA:Menkeu Sri Mulyani Diganti, Prabowo Reshuffle Lima Menteri
Marzuki, Kepala Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah Nurul Ihsan, ketika diwawancarai mengatakan, saat ini Madrasah tersebut memiliki 83 orang murid, 5 tenaga pengajar dan 4 ruang belajar.
"Madrasah ini sudah ada sejak lama, sekitar tahun 1991 atau 1992. Mayoritas murid kita dari Kelurahan Simpang Tuan dan juga desa-desa lain yang ada disekitar kelurahan ini," ucapnya.
Madrasah tersebut sangat membutuhkan adanya bantuan Sarana dan Prasarana (Sarpras) penunjang yang sangat dibutuhkan oleh oleh para murid dan juga tenaga pengajar.
Kondisi Madrasah ini telah banyak mengalami kerusakan, seperti pada bagian dek (plafon) ruangan yang sudah banyak hancur serta jebol, kaca jendela yang banyak pecah, tidak memiliki sumber bor untuk sumber air bersih. Dari beberapa WC yang ada hanya satu yang bisa digunakan.
"Bangunan Madrasah kami ini sudah lama. Listrik sudah ada, tapi baru ampernya saja, untuk jaringan ke ruang lokal belum ada," jelasnya.
Untuk proses belajar mengajar di Madrasah ini dilakukan pada sore hari, terkadang akibat kondisi cuaca membuat suasana di dalam kelas menjadi minim cahaya.
Selain itu, dari empat ruang belajar yang digunakan, di salah satu ruangan belajar di Madrasah ini belum memiliki bangku dan kursi belajar, sehingga para murid terpaksa belajar di lantai semen tanpa alas apapun.
Sementara untuk tiga ruang belajar lainnya, kebutuhan kursi dan meja belajar juga terbatas, yang membuat beberapa murid harus rela berbagi kursi dan meja belajar dengan temannya.