Orang Tua Diajak Lebih Sering Berbicara dengan Anak Remaja untuk Cegah Kesepian Akibat Gawai
Berbagai platform media sosial yang tersedia di smartphone yang membuat orang semakin bergantung pada benda itu.-edu.ieee.org-
JAMBIKORAN.COM – Peran orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak remaja semakin krusial di tengah derasnya arus teknologi informasi.
Di era ketika gawai menjadi sahabat utama generasi muda, para ahli mengingatkan pentingnya membuka ruang komunikasi yang hangat antara orang tua dan anak, guna mencegah remaja terjebak dalam rasa kesepian.
Fenomena ketergantungan pada gawai memang membawa sisi positif, seperti kemudahan akses informasi dan hiburan.
Namun, di sisi lain, interaksi berlebihan dengan benda mati yang tidak memiliki simpati maupun empati berpotensi menggerus kesehatan mental remaja.
BACA JUGA:Walikota Maulana: Organda Harus Ambil Peran, dalam Perubahan Sistem Transportasi Kota
BACA JUGA:Musik Jadi Media Healing, Isyana Sarasvati Gunakan sebagai Bentuk Journaling
Banyak anak pada akhirnya merasa bosan, kehilangan arah, hingga terjerat dalam kesepian yang diam-diam menekan perasaan mereka.
Di saat itulah, kepekaan orang tua sangat dibutuhkan. Membuka percakapan sederhana seputar pengalaman anak di sekolah, teman sebaya, atau hal-hal ringan di keseharian dapat menghadirkan rasa nyaman sekaligus membangun ikatan emosional yang lebih kuat.
Komunikasi tanpa beban menjadi jalan bagi anak untuk merasa diterima, tanpa perlu takut dihakimi.
Orang tua diimbau berhati-hati agar tidak terjebak pada sikap menilai atau menghakimi. Remaja sejatinya membutuhkan ruang katarsis, bukan ceramah panjang.
BACA JUGA:Jangan Tunggu Kosong, Ini Bahaya Tangki Motor yang Jarang Diisi Bensin
BACA JUGA:Kolaborasi Romantis Rizky Febian dan Mahalini, Isu Royalti Jadi Perhatian Arie Kriting
Dengan hadir secara tulus, orang tua dapat menjadi “teman tumbuh” bagi anak, memberi ruang aman untuk berbagi cerita maupun emosi.
Selain percakapan, pelukan juga berperan penting dalam memperkuat koneksi batin. Sentuhan fisik dari orang tua menghadirkan rasa aman dan nyaman, terutama bagi anak yang tengah mengalami kesepian.
Pelukan, ucapan sayang, hingga ekspresi sederhana seperti meminta maaf atau berterima kasih dapat memberi energi positif yang mendalam bagi remaja.
Dalam situasi modern saat ini, banyak keluarga yang secara tidak sadar menyerahkan “tangki cinta” anak-anak mereka pada gawai. Padahal, kebutuhan dasar remaja bukan sekadar hiburan digital, melainkan kasih sayang nyata dari orang tua.
BACA JUGA:Ketua DPD HKTI Jambi, SAH Tegaskan Era Prabowo Petani Padi Nikmati Harga Jual Tinggi
BACA JUGA:Mastantuono Hidupkan Sayap Kanan!
Menghadirkan waktu berkualitas, menyapa dengan tulus, dan mengucapkan kalimat penuh kasih merupakan langkah sederhana yang mampu membangun kepercayaan diri sekaligus menjaga kesehatan mental anak.
Upaya ini bukan hanya penting bagi keluarga, tetapi juga bagian dari ikhtiar kolektif menuju visi Indonesia Emas 2045.
Remaja yang tumbuh dengan cinta, kepercayaan diri, dan dukungan emosional yang kuat diyakini akan menjadi generasi tangguh dan berdaya saing di masa depan. (*)