Kerap Lupa dan Mudah Lelah? Mungkin Otakmu Sedang Menua Terlalu Cepat

Reporter: Ratna Damayanti |

Editor: Finarman |

Kamis , 09 Oct 2025 - 16:00

Kerap Lupa dan Mudah Lelah? Mungkin Otakmu Sedang Menua Terlalu Cepat--

kerap lupa dan mudah lelah? mungkin otakmu sedang menua terlalu cepat                            jambikoran.com – penuaan tidak hanya terlihat dari kulit yang mulai keriput atau sendi yang mudah pegal, tetapi juga bisa terjadi pada otak.
seiring bertambahnya usia, otak manusia mengalami penurunan fungsi secara perlahan.
namun, menurut ahli kesehatan otak dr. vassily eliopoulos, proses ini bisa terjadi lebih cepat dari seharusnya jika kita mengabaikan tanda-tandanya.
dikutip dari times of india, dr. vassily menjelaskan bahwa banyak orang sering menganggap gejala awal penuaan otak sebagai kelelahan biasa atau stres ringan.
baca juga:ammar zoni kembali terseret kasus narkoba, diduga kendalikan peredaran dari dalam penjara
baca juga:francia raisa akhirnya buka suara soal rumor retaknya persahabatan dengan selena gomez
padahal, ada beberapa sinyal penting yang menunjukkan bahwa otak mulai kehilangan ketajamannya dan membutuhkan perhatian lebih.
berikut tujuh tanda awal otak menua sebelum waktunya:
1. cepat lelah saat berbicara
jika percakapan ringan terasa menguras energi mental, ini bisa jadi pertanda otak sedang kehilangan kemampuan pemrosesan.
baca juga:pemkab batang hari gelar lelang terbuka kendaraan dan alat berat mulai 9 oktober 2025
baca juga:netflix luncurkan fitur main game di tv, pelanggan kini bisa gunakan ponsel sebagai pengontrol
kondisi ini umumnya dipicu oleh stres berlebihan, kurang tidur, atau kurangnya asupan nutrisi yang mendukung kerja neuron.
2. sering kehilangan kata-kata saat berbicara
kerap lupa kata yang ingin diucapkan bukan sekadar hal sepele.
menurut dr. vassily, hal ini disebut sebagai “celah pengambilan”, yaitu saat otak kesulitan mengakses memori tertentu karena lemahnya koneksi antar saraf.
baca juga:masuk daftar pencarian orang (dpo) , polres merangin buru pemodal tambang emas ilegal di merangin
baca juga:remaja bogor ketagihan makan es batu, dokter bongkar alasan mengejutkan di baliknya
aktivitas seperti membaca, bermain teka-teki, atau belajar hal baru bisa membantu menjaga ketajaman daya ingat.
3. mudah marah tanpa alasan jelas
tingkat iritabilitas yang meningkat bisa menjadi cerminan adanya peradangan di otak.
hormon stres seperti kortisol yang bertahan lama dapat mengganggu area pengatur emosi, sehingga seseorang lebih mudah tersulut atau merasa frustrasi.
baca juga:topan matmo terjang vietnam utara, 8 warga meninggal dan 5 masih hilang
baca juga:korlantas polri: penindakan pelanggaran lalu lintas via etle naik tajam, ini titik kamera etle di kota jambi 
4. bangun tidur tapi tetap lelah
tidur panjang belum tentu menjamin otak beristirahat optimal. jika setelah tidur tubuh terasa lemas dan pikiran berkabut, bisa jadi otak tidak menjalani fase tidur dalam yang cukup.
kondisi ini bisa memicu penumpukan protein amiloid, yang berhubungan dengan penyakit alzheimer.
5. sensitif terhadap suara dan cahaya
baca juga:lesti kejora penuhi panggilan polisi, pilih bungkam soal kasus hak cipta yoni dores
baca juga:mantan menkes nila moeloek ungkap kasus gangguan penglihatan anak meningkat tajam pasca pandemi
terlalu peka terhadap kebisingan atau cahaya bisa menjadi tanda sistem saraf sedang terganggu.
hal ini sering dialami oleh orang yang mengalami stres berat atau terlalu lama menatap layar gawai.
otak kehilangan kemampuan menyaring rangsangan berlebih dari lingkungan.
6. merasa ‘kabut otak’ setelah makan
baca juga:begini score akhir indonesia vs arab saudi: garuda sempat unggul, tapi lihat apa yang terjadi di menit akhir!
baca juga:timnas indonesia kalah 2-3 dari arab saudi, masih punya dua skenario lolos ke piala dunia 2026
rasa mengantuk dan menurunnya fokus setelah makan dapat menandakan adanya gangguan pada metabolisme otak.
makanan tinggi gula atau karbohidrat olahan menyebabkan lonjakan insulin yang menghambat kejernihan berpikir.
7. kehilangan arah di tempat yang dikenal
jika sering bingung atau kesulitan mengenali tempat yang sudah familiar, bisa jadi bagian hipokampus otak sedang mengalami penyusutan.
baca juga:wali kota jambi bentuk satgas gabung, berantas praktik nakal penyelewengan bbm subsidi
baca juga:lewat gerakan tanam jagung serentak, forkopimda sarolangun dukung swasembada pangan nasional 
ini adalah salah satu tanda penurunan fungsi kognitif yang perlu diwaspadai sejak dini.
dr. vassily menyarankan agar setiap orang menjaga kesehatan otaknya dengan cukup tidur, mengelola stres, rutin berolahraga, serta memperbanyak aktivitas yang menstimulasi mental seperti membaca atau bermain permainan strategi.
pola makan bergizi juga berperan penting dalam menjaga fungsi otak agar tetap tajam meski usia terus bertambah. (*)