RI Jaga Relasi Internasional di Tengah Perang Dagang

Perang dagang AS vs China-foto; ilustrasi-jambi independent

TANGERANG- Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti mengatakan Indonesia tetap menjaga relasi perdagangan internasional di tengah kondisi perang dagang yang terjadi saat ini.

“Tentu kami menyadari bahwa dengan berbagai macam tantangan geopolitik, namun Indonesia selalu memposisikan diri sebagai negara yang terbuka untuk bersinergi, terbuka untuk berdiskusi dan terbuka untuk mencarikan solusi yang terbaik,” kata Wamendag Roro di sela-sela rangkaian acara Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di Tangerang, Banten, Kamis.

“Bagaimana kita tetap menjalankan ekspansi market, dan bagaimana kita tetap dekat dengan negara-negara yang kita kenal sebagai negara yang sebetulnya saling perang (dagang) satu sama lain, tapi kita selalu menjaga hubungan yang baik dengan superpower dari beberapa negara yang ada,” imbuhnya.

Untuk itu, ia berharap ketegangan di negara-negara tersebut, seperti Amerika Serikat dan China yang masih saling membalas tarif dagang, dapat mereda dan menjadikan kondisi perdagangan internasional berjalan dengan baik.

BACA JUGA:Kebijakan Perdagangan Komprehensif buat UMKM RI Tangguh

BACA JUGA:Menkop Minta Pemda Siapkan Lahan untuk Gedung Kopdes Merah Putih

Sementara itu, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Januari-Agustus 2025, nilai ekspor non-migas ke Tiongkok tercatat 40,44 miliar dolar AS, atau naik sebesar 8,68 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sedangkan Amerika Serikat sebesar 20,60 miliar dolar AS dan India 12,59 miliar dolar AS.

Sebanyak tiga terbesar penyumbang surplus neraca perdagangan kumulatif pada periode yang sama, yakni Amerika Serikat 12,20 miliar dolar AS, India 9,43 miliar dolar AS, dan Filipina 5,85 miliar dolar AS.

Di sisi lain, ketegangan AS-China kembali muncul setelah China pada Kamis (9/10) mengumumkan pembatasan ekspor unsur tanah jarang yang memperluas kontrol atas teknologi pemrosesan dan manufaktur. Kebijakan tersebut juga melarang kerja sama dengan perusahaan asing tanpa izin pemerintah terlebih dulu.

Sebagai "balasannya", pada Jumat 10 Oktober 2025, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyebut China menjadi "sangat bermusuhan" serta menjadikan AS dan seluruh dunia "sandera" lewat kebijakan pengetatan ekspor secara mendadak.

Di tengah kondisi tersebut, Wamendag Roro pun mengaku optimistis dengan ketangguhan Indonesia, terutama jika melihat dari investasi dan produksi di sektor teknologi digital, hingga pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi eksportir.

Kemendag mencatat total transaksi penjajakan bisnis (business matching) pelaku UMKM dengan calon pembeli luar negeri selama periode Januari-Agustus 2025 mencapai 90,90 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau setara Rp1,49 triliun.

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan