Rakit PC atau Beli Laptop Gaming?
-Ist/Jambi Independent-Jambi Independent
Pertanyaan klasik bagi para gamer maupun pekerja kreatif: lebih baik rakit PC atau membeli laptop gaming?
Kedua pilihan itu seakan jadi dua jalur berbeda. Dengan keuntungan dan kerugian masing-masing. Anda sudah tahu, kebutuhan grafis semakin tinggi pada era saat ini.
Kedua pilihan tersebut bukan lagi sekadar urusan gengsi. Namun, lebih pada strategi investasi jangka panjang.
Bagi sebagian orang, merakit PC adalah bentuk kebebasan. Pengguna bisa menentukan setiap komponennya. Mulai dari prosesor, kartu grafis, hingga pendingin. Semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan bujet.
BACA JUGA:3 Bahaya Minum Kopi Berlebihan, Picu Penyakit Jantung hingga Komplikasi Kehamilan
BACA JUGA:Jus Pisang Bisa Usir Stress dan Tubuh Makin Bugar
Harga yang dikeluarkan sering kali lebih hemat. Juga dengan performa yang jauh lebih fleksibel. PC rakitan juga mudah di-upgrade. Sehingga saat teknologi baru hadir, pengguna hanya perlu mengganti komponen tertentu. Tanpa harus membeli unit baru.
Namun, rakit PC tentu punya kelemahan. Portabilitas hampir mustahil. PC bukan perangkat yang bisa dibawa ke kafe, ke kantor, atau ke kampus dengan mudah.
PC cenderung diletakkan di satu tempat. Selain itu, bagi orang yang tidak terlalu paham teknologi, proses merakit bisa membingungkan.
Salah pasang komponen atau memilih perangkat yang tidak kompatibel bisa jadi masalah besar. Belum lagi kebutuhan ruang dan listrik. Karena PC biasanya lebih boros daya dibanding laptop.
Di sisi lain, laptop gaming menawarkan kemudahan instan. Beli, nyalakan, langsung bisa dipakai. Portabilitas menjadi nilai jual terbesar.
Dengan laptop, seorang gamer bisa melanjutkan misi di rumah, lalu menutup laptop, dan membukanya kembali di tempat nongkrong bersama teman.
Kemudahan itulah yang sering membuat orang jatuh hati pada laptop gaming. Tidak perlu repot pasang komponen, tidak khawatir salah kabel, semua sudah rapi dalam satu perangkat.
Meski begitu, laptop gaming pun punya kompromi. Harga biasanya lebih mahal dibanding PC dengan spesifikasi setara. Laptop juga punya keterbatasan dalam upgrade. Hanya beberapa komponen, seperti RAM atau storage, yang mudah diganti.