Danone Aqua Klarifikasi Soal Sidak ke Sumber Air: Gunakan Akuifer Alami, Bukan Sungai

Reporter: Ratna Damayanti |

Editor: Finarman |

Sabtu , 25 Oct 2025 - 16:30

Danone Aqua Klarifikasi Soal Sidak ke Sumber Air: Gunakan Akuifer Alami, Bukan Sungai--

Selain itu, perusahaan menegaskan bahwa seluruh proses pengambilan air telah memiliki izin resmi dari pemerintah dan diawasi secara berkala oleh Badan Geologi Kementerian ESDM serta pemerintah daerah.

Mereka juga menerapkan kebijakan perlindungan sumber daya air tanah dalam atau Ground Water Resource Policy untuk memastikan keberlanjutan ekosistem air.

Menyoal isu potensi pergeseran tanah atau longsor akibat eksploitasi air, pihak Danone-Aqua menyampaikan bahwa proses pengambilan air dilakukan secara terkendali dan berbasis penelitian ilmiah.

Berdasarkan hasil kajian bersama para ahli dari UGM, kegiatan tersebut dinilai aman dan tidak menimbulkan risiko geologis bagi lingkungan sekitar.

Dengan klarifikasi ini, Danone-Aqua berharap masyarakat dapat memahami bahwa seluruh proses pengelolaan air dilakukan secara bertanggung jawab, berizin, dan berlandaskan prinsip keberlanjutan lingkungan. (*)

danone aqua klarifikasi soal sidak ke sumber air: gunakan akuifer alami, bukan sungai                            jambikoran.com – gubernur jawa barat, dedi mulyadi, kembali menjadi sorotan publik setelah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke salah satu lokasi pengelolaan air mineral merek aqua.
momen tersebut diunggah melalui kanal youtube kang dedi mulyadi channel (kdm) dan menampilkan dialog antara dedi dengan staf perusahaan mengenai sumber air yang digunakan dalam produksi.
dalam video itu, dedi terlihat mempertanyakan asal air yang dipakai oleh perusahaan. ia sempat menduga bahwa air tersebut diambil dari sungai atau mata air permukaan. 
namun, pihak perusahaan menjelaskan bahwa sumber air aqua berasal dari lapisan tanah dalam.
baca juga:6 gadget wajib dibawa saat traveling, bikin perjalanan lebih praktis dan nyaman
baca juga:yuk, pahami apa itu itinerary dan kenapa penting sebelum traveling!
menanggapi perbincangan yang ramai di media sosial, pihak danone-aqua memberikan penjelasan resmi. 
mereka menegaskan bahwa air yang digunakan tidak berasal dari sumur bor biasa, melainkan dari akuifer dalam, yaitu lapisan air tanah alami yang terbentuk secara geologis di kawasan pegunungan.
menurut keterangan resmi danone-aqua, sumber air tersebut terlindungi secara alami dan telah melewati kajian ilmiah oleh para pakar dari universitas gadjah mada (ugm) dan universitas padjadjaran (unpad).
beberapa titik sumber bahkan diklaim memiliki karakteristik self-flowing, artinya air dapat mengalir sendiri tanpa perlu dipompa.
baca juga:traveling ke malaysia lebih mudah dengan 5 aplikasi ini, traveler wajib tahu!
baca juga:kejuaraan sepatu roda piala wali kota jambi resmi dibuka, ratusan atlet ikut berlaga
danone-aqua juga memastikan bahwa aktivitas pengambilan air dari akuifer dalam tidak akan mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat. 
mereka menjelaskan bahwa lapisan air yang dimanfaatkan perusahaan berbeda dengan sumber air permukaan yang biasanya digunakan warga sekitar.
selain itu, perusahaan menegaskan bahwa seluruh proses pengambilan air telah memiliki izin resmi dari pemerintah dan diawasi secara berkala oleh badan geologi kementerian esdm serta pemerintah daerah. 
mereka juga menerapkan kebijakan perlindungan sumber daya air tanah dalam atau ground water resource policy untuk memastikan keberlanjutan ekosistem air.
baca juga:kota jambi cetak sejarah, hadirkan angkot feeder listrik pertama berbasis layanan bts
baca juga:aksi murid sd patungan rp6.500 untuk gurunya bikin haru, “sekarang gantian kami yang kasih”
menyoal isu potensi pergeseran tanah atau longsor akibat eksploitasi air, pihak danone-aqua menyampaikan bahwa proses pengambilan air dilakukan secara terkendali dan berbasis penelitian ilmiah. 
berdasarkan hasil kajian bersama para ahli dari ugm, kegiatan tersebut dinilai aman dan tidak menimbulkan risiko geologis bagi lingkungan sekitar.
dengan klarifikasi ini, danone-aqua berharap masyarakat dapat memahami bahwa seluruh proses pengelolaan air dilakukan secara bertanggung jawab, berizin, dan berlandaskan prinsip keberlanjutan lingkungan. (*)