Risiko Stroke Meningkat pada Perempuan Pasca-Menopause, Ini Penjelasan Dokter

Petugas kesehatan memeriksa tekanan darah perempuan lanjut usia di Posyandu Lansia Bahagia Desa Doko, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (12/6/2025). --ANTARA

JAMBIKORAN.COM -  Stroke merupakan gangguan serius yang terjadi ketika aliran darah menuju otak tersumbat atau pembuluh darah di otak pecah, sehingga menghambat suplai oksigen ke sel-sel otak.

Kondisi ini menjadi salah satu penyebab utama kematian pada perempuan, terutama setelah memasuki masa menopause.

Laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat pada Mei 2024 menyebutkan bahwa stroke lebih banyak menyerang perempuan, terutama pada fase menopause atau setelahnya. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan hormonal yang terjadi selama masa transisi tersebut.

Artikel Kementerian Kesehatan juga mengungkapkan bahwa penurunan hormon estrogen pada masa menopause berdampak pada kesehatan kardiovaskular perempuan.

BACA JUGA:Tengku Dewi Ungkap Alasan Pamer Tubuh Pasca Operasi Plastik di Korea Selatan Meski Dihujat

BACA JUGA:Ruben Onsu Kembali ke Tanah Suci, Ajak Mama Ifah Jalankan Ibadah Umrah

Kondisi seperti obesitas, peningkatan kadar lemak darah, tekanan darah tinggi, dan perubahan komposisi lemak tubuh dapat memperbesar risiko gangguan jantung dan pembuluh darah, termasuk stroke.

Dalam wawancaranya dengan Hindustan Times, Selasa (28/10), pakar saraf senior dari Apollo Hospitals Bangalore, Prof. Dr. Suryanarayana Sharma PM, menyebut menopause sebagai “masalah kesehatan tersembunyi” bagi perempuan.

Ia menjelaskan bahwa perempuan yang mengalami menopause dini, yakni sebelum usia 40 tahun, memiliki risiko stroke 1,6 kali lebih tinggi dibandingkan mereka yang mengalami menopause pada usia normal.

“Penurunan hormon estrogen mengurangi produksi oksida nitrat yang berfungsi menjaga elastisitas pembuluh darah. Kondisi ini menyebabkan kekakuan arteri, hipertensi, dan meningkatkan risiko stroke,” ujarnya.

BACA JUGA:Lee Know Stray Kids Rayakan Ulang Tahun dengan Donasi Rp2,3 Miliar

BACA JUGA:663 PPPK Universitas Jambi Resmi Dilantik, Ini Pesan Rektor Soal Tugas dan Tanggungjawab

Selain itu, setelah menopause biasanya terjadi peningkatan kolesterol total dan LDL (lemak jahat), serta penurunan HDL (lemak baik). Perubahan tersebut mempercepat proses aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah di otak yang dapat memicu stroke iskemik.

Dr. Sharma menambahkan, rendahnya kadar estrogen juga meningkatkan peradangan dan pembentukan gumpalan darah. “Estrogen rendah memicu agregasi trombosit dan peningkatan fibrinogen yang dapat menyebabkan terbentuknya bekuan darah,” tuturnya.

Tanda-tanda stroke pada perempuan antara lain nyeri wajah, lengan, atau kaki di satu sisi tubuh, kesulitan berbicara, gangguan penglihatan, kehilangan keseimbangan, serta sakit kepala hebat tanpa sebab jelas.

Menurut Dr. Sharma, sekitar 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pola hidup sehat. Ia merekomendasikan untuk menjaga tekanan darah dan kolesterol tetap normal, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, berolahraga rutin, tidak merokok, menghindari alkohol, serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan