Industri Sawit Dinilai Masih Jadi Andalan Perekonomian Nasional

Staf Ahli Bidang Konektivitas dan Pengembangan Jasa Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Dida Gardera.-Foto: ist-jambi independent

Saat ini, terdapat sekitar 200 produk turunan sawit yang dikomersialisasikan, mulai dari kosmetik hingga bioavtur. Bahkan, 40 persen kandungan biodiesel yang digunakan masyarakat berasal dari sawit.

Sementara itu, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Surjadi menyoroti pentingnya dimensi sosial dalam keberlanjutan industri sawit. Pembangunan ekonomi tidak boleh terlepas dari kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup.

"Petani swadaya memegang peranan penting, namun banyak dari mereka hanya memiliki 2-3 hektare lahan dan menghadapi keterbatasan akses terhadap pupuk serta pendanaan," katanya.

BACA JUGA:Ariel NOAH Beli Kosmetik untuk Alleia Saat Liburan ke Amerika, Bukti Sayang Ayah ke Anak

BACA JUGA:Bahas Zona Merah, Kemas Faried Alfarelly dan Tim Datangi Kejagung! Ini yang Dibahas

Ia menekankan perlunya pendampingan kelompok petani agar dapat beroperasi secara efisien dan mendapatkan nilai tambah dari hasil panen. Idealnya, petani membentuk kelompok dan didampingi oleh perusahaan besar atau pemerintah agar memiliki posisi tawar yang lebih baik.

Selain itu, Surjadi menggarisbawahi pentingnya perhatian terhadap buruh perkebunan sawit.

Menurut dia, para buruh juga bagian dari ekosistem sawit yang berhak mendapatkan penghidupan layak dan status kerja formal.

Mengutip penelitian dari IPB University yang dipublikasikan di Forest Policy & Economics 2020, Surjadi mengungkapkan bahwa trade-off antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan bisa diminimalkan.

"Penelitian itu menunjukkan bahwa win-win solution selalu tersedia. Dengan pengelolaan yang tepat, sawit di lahan gambut pun bisa mengurangi emisi sekaligus menjaga produktivitas," tuturnya.

Adapun, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Eddy Martono mengatakan target produksi sawit Indonesia pada 2045 mencapai 92 juta ton. Angka itu hampir dua kali lipat dari produksi saat ini yang sekitar 53 juta ton.

BACA JUGA:Waspadai Penyalahgunaan NIK! Begini Cara Cek Apakah KTP Kamu Terdaftar di Pinjol atau Judi Online

BACA JUGA:Desta Bantah Isu Merenggang dengan Andre Taulany Imbas Kedekatan Sang Sahabat dengan Natasha Rizky

Menurut Eddy, pembenahan sektor hulu industri sawit harus segera dibenahi. "Hilirisasi tidak akan berhasil jika hulunya bermasalah. Produksi sawit stagnan dalam lima tahun terakhir. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia mendorong peningkatan produktivitas petani dan efisiensi di tingkat kebun," ujarnya.

Ia pun menyoroti dampak besar program biodiesel terhadap ekonomi daerah. Harga sawit sempat di bawah biaya produksi sebelum program biodiesel.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan