Tata Ruang Disorot Pascabencana, ATR/BPN Siapkan Review Besar-besaran
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN Nusron Wahid saat menjadi pembicara pada program "Indonesia Punya Kamu".--
JAKARTA, JAMBIKORAN.COM - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid memastikan pemerintah akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tata ruang pascabencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera.
“Setelah masa tanggap darurat selesai, kami pasti melakukan evaluasi tata ruang,” kata Nusron seusai menghadiri program “Indonesia Punya Kamu” di Universitas Diponegoro, Semarang, Selasa.
Program dengan tema “Membangun Masa Depan Lewat Inovasi, Energi, Keuangan, dan Kesehatan Mental” tersebut diinisiasi antara lain oleh Garuda TV, ANTARA, Indozone, dan On Us Asia.
Nusron mencontohkan langkah cepat konsolidasi tata ruang yang dilakukan pemerintah saat banjir besar terjadi di Jakarta, dengan melakukan peninjauan bersama pemerintah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).
“Seperti saat banjir di Jakarta, kami langsung konsolidasi dengan Jabar, Banten, dan DKI untuk me-review RTRW masing-masing,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa evaluasi tata ruang di Sumatera nantinya akan dilakukan secara komprehensif, meliputi RTRW tingkat kabupaten/kota dan provinsi, serta peninjauan rencana detail tata ruang (RDTR).
“Semua akan diteliti kembali. Mana yang tidak sesuai dengan pola ruang akan kami sesuaikan,” katanya. Evaluasi ini akan melibatkan pemerintah daerah, Kementerian Dalam Negeri, serta lintas sektor terkait.
Terkait video yang beredar di media sosial yang memperlihatkan kayu gelondongan hanyut dan dikaitkan dengan dugaan penebangan liar, Nusron memilih tidak berkomentar lebih jauh. “Saya tidak mau menduga-duga. Yang penting melihat fakta dulu dan mempelajari datanya,” ujarnya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa hingga Senin (1/12) pukul 17.00 WIB, korban meninggal akibat banjir dan longsor di Sumatera mencapai 604 jiwa, sementara 468 orang masih hilang. Rinciannya: 283 meninggal dan 173 hilang di Sumatera Utara; 156 meninggal dan 181 hilang di Aceh; serta 165 meninggal dan 114 hilang di Sumatera Barat.
Tim gabungan BNPB, TNI, Polri, Basarnas, kementerian/lembaga, serta pemerintah daerah terus berupaya mempercepat operasi pencarian dan pertolongan, penyaluran bantuan logistik, serta pembukaan akses wilayah terdampak.
Di Sumatera Utara, pengungsi tercatat tersebar antara lain 15.765 jiwa di Tapanuli Utara, 2.111 jiwa di Tapanuli Tengah, 1.505 jiwa di Tapanuli Selatan, 4.456 jiwa di Kota Sibolga, 2.200 jiwa di Humbang Hasundutan, dan 7.194 jiwa di Mandailing Natal.
Di Aceh, total pengungsi mencapai 479.300 jiwa, dengan jumlah terbesar di Kabupaten Aceh Utara mencapai 107.305 jiwa.
Sementara di Sumatera Barat, pengungsi tercatat 18.624 KK atau 122.683 jiwa, terutama di Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten Tanah Datar.(*)