2.875 Hektare Sawah Gagal Panen, Terbanyak di Kota Sungaipenuh

Tanaman padi puso akibat banjir. Sementara Kota Sungaipenuh menjadi daerah paling banyak dampak puso akibat banjir.-ANTARA-Jambi Independent

JAMBI – Musibah banjir yang terjadi di sebagian wilayah Provinsi Jambi, berakibat merugikan petani. Sebab, ada ribuan hektare petani yang mengalami gagal panen. Bahkan, sejak Januari 2024 ini saja, sudah hampir 3.000 hektare lahan pertanian padi yang mengalami puso atau gagal panen. 

Kepala UPTD Balai Perlindungan Tanaman Pangan Hortikultura Provinsi Jambi, Jaja Kardia mengatakan, sejak Januari 2024, total lahan pertanian padi di Provinsi Jambi yang mengalami gagal panen seluas 2.875 hektare.

“Seluas 2.875 hektare lahan milik petani padi di Provinsi Jambi mengalami puso atau gagal panen. Ini merupakan dampak dari banjir yang merendam ribuan hektare sawah sejak Januari 2024 kemarin,” katanya.

Dia mengatakan, dari total lahan pertanian padi yang mengalami gagal panen tersebut, terbanyak berada di Kota Sungaipenuh, seluas 916,68 hektare.

BACA JUGA:Sidak Bulog dan Gudang Beras, Pj Walikota Jambi Pastikan Stok Pangan Aman

BACA JUGA:Bocah Usia 7 Tahun Tewas Kecelakaan

“Perubahan iklim dan tingginya intensitas hujan, menjadi penyebabnya,” katanya.

Jaja mengatakan, gagal panen yang terjadi ini adalah pertanian pada musim tanam Oktober–Maret. Atas musibah itu, pihaknya telah melaporkannya ke pemerintah pusat untuk pengajuan bantuan pada petani yang mengalami gagal panen.

Selain Sungaipenuh, tujuh kabupaten lainnya juga mengalami puso. Di peringkat kedua terbanyak puso setelah Sungaipenuh dalah Kerinci, dengan total puso atau gagal panen seluas 709,37 hektare. Kemudian Tanjab Timur seluas 547,5 hektare. Kabupaten Bungo seluas 305,75 hektare, Tebo seluas 277,00 hektare. Selanjutnya Muarojambi mengalami gagal panen seluas 87,50 hektare, Batanghari seluas 14 hektare, Merangin seluas 9 hektare dan terakhir Sarolangun mengalami gagal panen seluas 8,5 hektare. 

Akibat dari peristiwa ini, Jaja mengatakan para petani mengalami kerugian cukup besar.

BACA JUGA:Pelaku Curanmor di Bungo Dibekuk

BACA JUGA:Sepasang Bukan Suami Istri Terjaring Razia

“Diperkirakan kerugian mencapai 200 ribu ton beras yang gagal di produksi oleh petani pada awal tahun ini,” tandasnya. (enn/ira)

Tag
Share