Lebih dari 600.000 Anak di Rafah Terperangkap dalam Situasi Mengerikan
Anak-anak terlihat di antara reruntuhan setelah serangan udara Israel di kota Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah, Selasa, 2 April 2024..--antaranews.com
JAMBIKORAN.COM - James Elder selaku Juru bicara Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan bahwa lebih dari 600.000 anak di Rafah mengalami situasi yang mengerikan.
Situasi mengerikan yang dimaksud seperti bergulat dengan kelaparan dan ketakutan di tengah ancaman serangan Israel.
Lewat unggahan video di akun X, Elder menceritakan penderitaan anak-anak di Rafah yang berjuang untuk bertahan hidup di tengah gempuran Israel.
Hal tersebut menyusul kedatangan 1,5 juta orang ke wilayah tersebut akibat agresi Israel yang masih berlangsung.
BACA JUGA:Film 'Possession: Kerasukan' Siap Menghantui Penonton Mulai 8 Mei 2024!
BACA JUGA:Sadis! Ayah di Bandung Aniaya Anak Tirinya Hingga Tewas
Elder mengingatkan anak-anak dan keluarga yang menyelamatkan diri dari serangan Israel agar mereka disuruh pergi ke Rafah karena situasi di sana aman.
Akan tetapi, meski ada jaminan ini, serangan brutal Israel masih terus terjadi.
“Rafah adalah kota bagi anak-anak. Terdapat 600.000 anak laki-laki dan perempuan, namun mereka di bawah ancaman serangan militer, terjebak di Rafah, tanpa tempat yang aman untuk pergi,” ujarnya.
Dia juga menyoroti perjuangan setiap hari orang tua yang berupaya menanamkan harapan pada anak-anak mereka di tengah ketakutan dan kelaparan, menekankan bahwa kata “harapan” berpotensi dihapus dari kamus di Gaza.
BACA JUGA:Feyenoord Hancurkan Ajax dalam Derbi 'Klassieker' dengan Skor Sensasional 6-0
BACA JUGA:Polda Sumut Temukan Sopir Bus Medan-Jambi Positif Narkoba
Elder mendesak siapa pun yang berempati dengan rasa sakit dan ketakutan orang tua terhadap anak-anak mereka dan yang percaya pada masa kanak-kanak untuk menghentikan penderitaan di Rafah.
Menurut Badan Pusat Statistik Palestina, pasukan pendudukan Israel telah membunuh rata-rata 4 anak setiap jam di Jalur Gaza.