Petani Kesulitan Mendapatkan Getah Karet

JAMBI - Harga getah di Desa Penerokan, Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari yang sudah tergolong mulai mahal dimulai dari 12.000 perkilogram sampai 15.000 perkilogram. 

Namun, belakangan ini produksi karet yang menurun membuat para petani kesusahan. 

"Sekarang susah untuk dapat getah yang banyak, tidak seperti dulu kita motong dalam seminggu bisa dapat 1 atau 2 kuintal bekuan getah karet, kalau sekarang manalah getah sudah susah" ujar Asik selaku petani karet di Desa Penerokan.

BACA JUGA:Koni Tanjab Barat Minta Disediakan Kantor ke Pemkab Siap Hadapi Porprov

BACA JUGA:Beri Pendampingan Psikologi Korban, Polisi Buru Pelaku Tersangka Rudapaksa Pelajar Sarolangun

Berkurangnya produksi getah bisa dilihat karna banyaknya pohon karet yang sudah tua dan gugur daunnya yang menyebabkan tetesan getah yang dikeluarkan sangat sedikit 

Ada juga sebagian petani yang mengatakan bahwa getah susah ditambah dengan cuaca yang sekarang sedang musim hujan.

"Kalau musim hujan begini malah lebih susah lagi kami, karna dak bisa motong karet, pohonnya basah" ujar Suwito petani karet desa penerokan.

Budi selaku petani karet juga merasakan hal yang sama. Ditambah lagi jika petani motong di kebun orang jadi harus bagi hasil. 

"Mana getah  sekarang sedikit, kalau jual getah masih basah itu para "toke" dak mau beli mahal, paling ya belinya 11.500-12.000 perkilogram" katanya.

BACA JUGA:Sekda dan Kepala Bakeuda Tanjab Timur Pimpin Kegiatan Penyerahan SPPT dan DHKP PBB-P2

BACA JUGA:Keren! Inilah Pasangan Zodiak yang Diperkirakan Langgeng Bersahabat

Para pedagang pengumpul getah toke juga ikut merasakan kesulitan. "Petani sulit kami yang toke pun ikut sulit juga, karena kalau zaman sekarang ni kan masuk zaman susah jadi banyak nian orang-orang yang curang, mulai dari yang getahnya diisi air banyak-banyaknya biar berat, diisi batula, banyaklah lagi ulah petani karet sekarang ni. Jadi sebagai "toke" ya kita harus pintar juga kan ya"  ujar Lano salah satu toke getah karet. (Mg07/Viz)