JAMBI - Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani menghadiri Focus Group Discussion (FGD) Penanganan Banjir Sungai Batang Merao Pasca Banjir Januari 2024, di Hotel Aston, beberapa waktu lalu.
Dalam FGD itu, Sani meminta agar pertemuan pada FGD ini diharapkan multipihak dapat berdiskusi menemukan solusi permanen penanganan banjir di Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci.
Wali Kota Sungaipenuh, Ahmadi Zubir dan Pj Bupati Kerinci, Asraf juga hadir dalam diskusi tersebut.
Sani mengatakan, semua pihak harus menyadari bahwa permasalahan banjir ini tidak dapat diselesaikan secara sektoral, tetapi membutuhkan sinergisitas dan kolaborasi multi sektor.
BACA JUGA:Sudirman: Tetap Semangat
BACA JUGA:Harga Bawang Masih Tinggi, Pedagang Prediksi Hingga Idul Adha
“Saya berharap masukan dari pemerintah daerah dan perangkat daerah terkait, instansi vertikal, serta para pakar dapat menghasilkan solusi dan alternatif kedepan, dalam mengelola ekosistem dan mengurangi dampak bencana di wilayah Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci,” katanya.
Sani juga mengatakan bahwa, akan banyak tantangan yang perlu diselesaikan secara bersama, baik terkait pengurangan potensi bahaya banjir maupun regulasi, terkait penanganan daerah aliran sungai antar wilayah administrasi yang berbeda.
"Besar harapan saya melalui kegiatan ini, kedepan kita dapat menyusun program terintegrasi, baik dari hulu, tengah, hingga hilir. Menyiapkan solusi dan alternatif untuk memitigasi dan menangani banjir di kawasan rawan bencana dan juga seluruh wilayah Provinsi Jambi,” ujar Sani.
Menurut Sani, dalam penanggulangan banjir yang terjadi di Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci pada bulan Januari 2024 lalu, baik pada saat banjir maupun pasca banjir, Pemprov Jambi melalui perangkat daerah terkait membantu penanganan, memastikan agar pasokan masakan dan bantuan logistik kepada masyarakat di wilayah tersebut tidak terganggu.
BACA JUGA:Terkendala Jumlah Petugas, Untuk Membersihkan Sampah di Pasar
BACA JUGA:Yuk Cek, Jangan Ketinggalan Jadwal Penerbangan Jambi-Jakarta di Akhir Pekan Ini, Sabtu 11 Mei 2024
Sani juga menyampaikan bahwa, penanganan sedimentasi (pendangkalan) Sungai Batang Merao merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, tetapi Pemerintah Provinsi Jambi berupaya untuk mengusulkan ke Pemerintah Pusat.
Sementara itu Penjabat (Pj) Bupati Kerinci, Asraf, dalam paparannya menyatakan bahwa peristiwa bencana alam banjir dan tanah longsor di Kabupaten Kerinci pada tanggal 30 Desember 2023 lalu, disebabkan oleh intensitas curah hujan yang tinggi di beberapa titik lokasi. Sehingga memicu meluapnya air Sungai Batang Merao dan beberapa anak sungai lainnya.
“Berdasarkan perhitungan dari dinas terkait, diperoleh nilai total kerugian akibat rusaknya infrastruktur, rusaknya lahan pertanian dan meningkatnya kerentanan kesehatan masyarakat pada wilayah terdampak bencana alam banjir dan longsor yaitu sebesar Rp896.441.382.504. Dan untuk itu salah satu upaya penanganan pasca banjir ini pemerintah Kabupaten Kerinci telah membentuk Tim Pengkajian kebutuhan banjir dan longsor Kabupaten Kerinci,” jelas Pj Bupati.