JAMBI - Gubernur Jambi, Dr Al Haris, S Sos,MH memimpin Peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun 2024 tingkat Provinsi Jambi, Senin 20 Mei 2024, bertempat di Lapangan Kantor Gubernur Jambi.
Dalam amanatnya, Al Haris menyatakan bahwa Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini dijadikan momen untuk mengokohkan semangat nasionalisme.
Hadir pada kesempatan ini unsur Forkompimda, TNI/Polri, PNS, mahasiswa dan pelajar, serta para tamu undangan lainnya.
“Hari ini kita melaksanakan upacara dalam rangka memperingati Hari Kebangkitan Nasional, artinya bangsa kita inikan sudah luar biasa pejuangannya, dimulai dari pergerakan Boedi Oetomo dan lain sebagainya, dan sampailah pada hari ini Indonesia masih tetap tegak berdiri. Oleh karena itu, upacara ini mengingatkan kita kembali semangat bahwa negara ini harus diteruskan perjuangannya, perjuangan membangun negara ini dilanjutkan oleh kita-kita generasi hari ini,” ujarnya.
BACA JUGA:Awas Pecah, Rahasia Mu Tidak Aman Bersama Para Zodiak Ini
BACA JUGA:Ini Pesan Gibran untuk Pemimpin Solo Selanjutnya
Al Haris kembali menegaskan, bahwa dari Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ini, artinya adalah untuk mengokokohkan kembali semangat nasionalisme yang telah dibangun oleh para pendahulu.
“Semangat inilah yang akan terus kita harapkan, dimana generasi muda anak bangsa menyadari dan mengokohkan kembali semangat kita dan selalu melihat serta mempertahankan keberlangsungan NKRI ini masih tetap jaya dan utuh selama-lamanya,” kata Al Haris.
Sebelumnya, Gubernur Al Haris membacakan sambutan dari Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Budi Arie Setiadi.
Dalam sambutannya Menteri menyatakan bahwa hari-hari ini dihadapkan pada suatu realitas yang terpampang terang yakni, kemajuan teknologi yang melesat cepat.
BACA JUGA:Begini Kronologi Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran
BACA JUGA:Kasus Covid-19 Varian Baru Melonjak di Singapura, Waspadai Gejala Berikut!
“Kita sudah memilih bukan hanya ikut-serta, tetapi lebih daripada itu, menjadi pemain penting agar dapat menggapai dunia. Hari-hari ini hingga dua dekade ke depan, merupakan momen krusial yang akan sangat menentukan langkah kita dalam mewujudkan itu semua. Refleksi atas pilihan tersebut bisa kita rujuk dengan "berkunjung kembali" kepada gagasan awal menjadikan dan membentuk Indonesia. Bagaimana sejarah telah membentuk kebangsaan kita,” ujar Menteri.
Dia melanjutkan bahwa, sejarah diperlukan bukan karena sensasi politiknya. Juga bukan sebagai sumber keteladanan nilai semata-mata.
Tetapi pada percakapan terus menerus tentang kemajuan, kemanusiaan dan kesejahteraan. Keteladanan tidak harus diikatkan pada masa lalu.