BACA JUGA:TMMD ke-121 Kodim 0415/Jambi Bagikan Sembako ke Masyarakat
Diakui Petri, ada kesadaran dirinya bahwa ternyata tidak mampu menjalankan BUMD dengan kondisi yang seperti ini.
"Artinya kita punya bisnis satu itu, Asphalt Mixing Plant (AMP) tapi gagal," katanya belum lama ini.
Sewaktu pendirian sebut Dia, direncanakan BUMD ini akan mengelola 12 jenis bidang usaha, utamanya adalah pengelolaan city gas, AMP, dan pengelolaan TPA Talang Gulo.
"Sudah kami kirimkan proposalnya, kajian bisnisnya sudah kami buat, untuk ketiganya. Tapi akhirnya yang jalan cuma satu, yaitu AMP. Tapi kami harus melakukan perbaikan yang signifikan, baru bisa jalankan bisnis itu, kami harus sewa. Karena alat ini belum diserahkan asetnya pada kita. 2021 perbaiki alat, 2022 mulai jalankan bisnis. Akhirnya kami tidak bertahan (Sustainable) hanya dengan 1 bisnis ini saja. Karena produksi aspal itu tidak setiap hari. Contohnya sekarang, siapa yang mau pesan aspal, proyek belum jalan. Orang baru mau pesan itu dibulan September, Oktober, November. Bagaimana dengan bulan-bulan lain?," tuturnya.
BACA JUGA:Sekda Tanjab Barat Buka Pelatihan Tenaga Konstruksi Berkualitas
BACA JUGA:Wabup Bakhtiar Hadiri Rapat Paripurna, Agenda Rancangan KUA PPAS 2025
Dia juga mengatakan, jika Pemkot Jambi dan PT Siginjai Sakti tidak berhasil mengelola jaringan city gas. Karena sampai sekarang masih dikelola PT JII.
"Dulu pernah dijanjikan oleh Pertagas Niaga, kalau ada sambungan baru, yang kelola pemkot, tapi sampai hari ini tidak ada," katanya.
Setelah jaringan city gas tidak berhasil, pihaknya langsung kirimkan proposal untuk TPA Talang Gulo, tapi sekarang sudah dibentuk BLUD untuk mengelola itu.
"Kami tidak mengerti juga, karena BUMD sudah ada, tapi dibuat BLUD. Proposal kami menyatakan kalau kami kelola, bisa memberikan keuntungan," jelasnya.
BACA JUGA:40 Sapi di Tanjab Timur Mati Mendadak, Diindikasi Terserang Virus Jembrana
BACA JUGA:Pertama Terjadi Ledakan Hebat, Kebakaran Gudang Waskita, Dua Korban Luka Bakar
"Saya juga sudah mengundurkan diri. Saya realistis saja, bisnis tidak ada, pengeluaran jalan terus. Artinya jangan sampai habis," tambahnya.
Kata dia, Laporan Pertanggungjwaban (LPJ), sudah ia kirimkan dan sudah dilakukan audit.
"Artinya saya tinggal menunggu persetujuan untuk mundur. Sopannya seperti itu, sebenarnya bisa saja, karena itu hak saya. Tapi sebagai orang timur saya mengajukan, memohon pengunduran diri. Saya juga punya batas waktu, ini harusnya dekat-dekat ini dilakukan RUPS. Saya tinggal minta waktu ibu wali untuk audiensi dan meminta waktu untuk RUPS, jadi pada RUPS itu nanti waktu yang tepat untuk saya mengingatkan kembali proses pengunduan diri saya, kalau tidak juga, artinya saya bukan lagi memohon, tapi mengundurkan diri," paparnya.