JAMBIKORAN.COM - Beberapa jam sebelum pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato di Kongres Amerika Serikat, ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina sudah berkumpul untuk melakukan unjuk rasa massal di Washington.
Meskipun pidato tersebut dijadwalkan dimulai pukul 14.00 setempat (Kamis, 01.00 WIB), para pendemo mulai berkumpul beberapa jam sebelumnya.
Pada pukul 10:00 waktu setempat, (21.00 WIB), sebanyak beberapa ribu orang telah berkumpul di Pennsylvania Avenue - jalan utama menuju gedung Capitol (kantor Kongres).
Jumlah orang yang datang semakin bertambah dari menit ke menit dan jalanan menjadi semakin padat menuju ke Kongres. Pihak berwenang telah menutup sejumlah jalan sekitar.
BACA JUGA:Polisi Gagalkan Penyelundupan 37.804 Benih Lobster, Rencana Akan Dikirim ke Vietnam
BACA JUGA:Identitas Tersangka Utama Terungkap, Kasus Jasad Perempuan Dikubur di Kebun Sawit
Jumlah penegakan hukum yang dikerahkan meningkat di wilayah tersebut termasuk satu helikopter polisi yang berpatroli di udara.
Para pengunjuk rasa telah menyiapkan panggung beberapa blok jauhnya dari gedung Capitol tempat para pembicara berpidato di depan majelis.
Para pengunjuk rasa memegang bendera Palestina dan membawa spanduk seperti "Gencatan Senjata sekarang", "Bebaskan Palestina", "Hentikan Semua Bantuan Militer AS untuk Israel", "Akhiri Apartheid, Akhiri Pendudukan".
Para pengunjuk rasa datang dari beragam kelompok, termasuk sejumlah orang Yahudi.
Protes yang lebih kecil terlihat di seluruh Washington demikian koresponden Sputnik melaporkan pada Rabu pagi.
BACA JUGA:Simak! Ini Dia 5 Keutamaan Salat Dhuha
BACA JUGA:Kejati Hentikan Penuntutan 15 Tersangka Melalui Restorative Justice
Netanyahu tiba di Washington pada Senin untuk mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat AS, termasuk dengan Presiden Joe Biden dan penantangnya dari Partai Republik Donald Trump, serta untuk berpidato di sesi gabungan Kongres.
Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutalnya yang terus berlanjut di Gaza sejak awal Oktober 2023.