Tumpukan batubara tersebut mengeluarkan asap tebal dengan bau menyengat. Warga sekitar menyebutkan bahwa sejak terbakarnya batubara tersebut, sudah banyak masyarakat yang mengalami batuk dan sesak napas.
BACA JUGA:Kebijakan Baru Angkutan Batu Bara, Pemprov Jambi Buka Akses Lalu Lintas Jalur Sungai
BACA JUGA:Polda Jambi Berhasil Gagalkan Peredaran Sabu dan Ekstasi Senilai Rp 10,1 Miliar
Tim dari BPBD Kabupaten Muaro Jambi langsung terjun ke lapangan untuk memadamkan api tersebut.
Kepala BPBD Kabupaten Muaro Jambi melalui Sekretaris BPBD, Dodi Dorista, ketika dikonfirmasi membenarkan bahwa tim sudah diturunkan ke lokasi untuk melakukan pemadaman.
Belum ada kendala yang berarti dalam pemadaman tersebut, baik itu menuju lokasi maupun sumber air.
Sampai saat ini proses pemadaman masih berlangsung. Sumber air di sana tidak jauh, karena di lokasi ada kanal atau lubang penggalian tambang.
Warga setempat menyebutkan bahwa sampai saat ini belum ada upaya pemadaman dari pihak perusahaan ataupun dari pemerintah.
BACA JUGA:Bocoran iPhone 16 Ungkap Warna Baru dan Desain Kamera Terbaru
BACA JUGA:Presiden Jokowi Teken Aturan Baru, Izinkan Ormas Keagamaan Kelola Tambang Batu Bara
Sementara api terus menjalar dan dikhawatirkan akan merembet ke kebun dan rumah warga sekitar.
"Mungkin sudah ada sekitar dua bulan mengeluarkan asap," ujar Raden Zaini, warga setempat.
Mereka berharap agar api yang membakar batubara tersebut segera dipadamkan. Sebab, asap yang dikeluarkan dari terbakarnya batubara ini sangat menyengat dan membuat warga terserang penyakit.
Selain itu, masyarakat juga berharap agar tumpukan batubara ini segera diangkut agar tidak menimbulkan permasalahan lain.
"Apalagi di musim kemarau ini. Bisa-bisa terbakarnya makin meluas," tuturnya.
BACA JUGA:Menkeu-ADB Bahas Pemensiunan Pembangkit Batu Bara