Simak! Ciri-Ciri Insomnia Kronis dan Cara Mengatasinya

Kamis 08 Aug 2024 - 21:33 WIB
Reporter : Adit
Editor : Adit

JAMBIKORAN.COM - Juru bicara American Academy of Sleep Medicine (AASM) Indira Gurubhagavatula, MD, MP menerangkan bahwa secara umum insomnia adalah kondisi saat seseorang mengalami kesulitan tidur.

"Banyak orang yang mengalami apa yang disebut insomnia akut atau insomnia penyesuaian, biasanya dalam merespons situasi yang menimbulkan stres," ujar profesor kesehatan tidur dari University of Pennsylvania Perelman School of Medicine itu, dikutip oleh publikasi kesehatan HealthSenin 5 Agustus 2024.

Insomnia akut,menurutnya ,bisa berlangsung selama beberapa hari atau bahkan mingguan. Gejalanya biasanya selesai setelah orang yang bersangkutan mengatasi stres atau sumber strespergi.

Psikolog klinis dan ahli gangguan tidur di South Psychology di Colorado Nathan Baumann, PHD mengatakan kepada Health bahwa stres, kecemasan, dan kekhawatiran bisa berperan dalam menimbulkan gangguan ritme sirkadian seseorang, yang menjelaskan hubungannya dengan insomnia.

BACA JUGA:Bahaya Tidur di Lantai yang Perlu Diketahui

BACA JUGA:5 Manfaat Tidur yang Cukup bagi Kesehatan Tubuh

"Satu komponen penting dari tidur adalah ritme sirkadian, yakni siklus energi dan rehat yang dialami tubuh kita sehari-har sehingga gangguan ritme sirkadian bisa menimbulkan disrupsi jangka panjang",ujar Baumann.

Gurubhagavatula menyampaikan bahwa insomnia dapat menjadi "kronis" jika berlangsung selama tiga bulan atau lebih, dan terjadi setidaknya tiga kali seminggu.

Insomnia kronis juga terjadi jika serangan insomnia berlangsung kurang dari tiga bulan tetapi terus-menerus kambuh selama beberapa bulan atau tahun.

Menurut Gurubhagavatula, seseorang pun bisa disebut mengalami insomnia kronis jika mereka terus menerus mengonsumsi obat-obatan agar bisa tertidur dan merasa tidak bisa tidur tanpa bantuan pil tidur.

BACA JUGA:Waspada! 5 Dampak Buruk Tidur Sore bagi Kesehatan

BACA JUGA:Manfaat Tidur yang Cukup

Selain susah tertidur dan tetap tertidur, ia melanjutkan, mereka yang mengalami insomnia kronis mungkin merasakan ketidakpuasan tidur, kurang tidur, kecemasan tentang tidur, lelah pada siang hari, lesu, kurang energi, mengantuk, sakit kepala, mudah tersinggung, sakit dan mual, dan tertidur saat mengemudi.

Baumann mengatakan bahwa gangguan tidur dapat didiagnosis sebagai insomnia kronis jika sudah mencapai tingkat yang menimbulkan tekanan atau gangguan signifikan dalam hubungan sosial, pekerjaan, pendidikan, atau area penting lain dalam kehidupan sehari-hari.

Psikolog berlisensi dan pendiri Anxiety and Behavioral Health Psychotherapy di New York Shmaya Krinsky, PsyD mengemukakan perlunya pemantauan masalah tidur untuk menentukan apakah seseorang mengalami insomnia kronis.

Kategori :