Sehingga kawasan diperbatasan Kota Jambi ini menjadi sangat penting dalam mendukung penyediaan rumah layak huni.
BACA JUGA:Tak Hanya Soal Kompensasi, Warga Minta Proyek PLTA Kerinci Tak Merusak Sungai
BACA JUGA:Wagub Dampingi Mensos RI Temui SAD, Serta Salurkan Bantuan
"Kita semua menyadari bahwa saat ini ketersediaan tanah di perkotaan terutama Kota Jambi semakin terbatas, sehingga daerah-daerah penyangga atau sub urban Kota Jambi yaitu Kabupaten Muaro Jambi dan sekitarnya menjadi sangat penting. Hal ini menjadi peluang dan tantangan bagi kita semua agar tersedia kawasan-kawasan perumahan dan permukiman bagi masyarakat, yang tidak begitu jauh dari tempat mereka bekerja dan dengan harga terjangkau," ungkap Sekda.
Lebih lanjut, berdasarkan data dari Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat atau BP Tapera bahwa realisasi penyaluran dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) atau bersubsidi di Provinsi Jambi pada tahun 2023, sebanyak 6.142 unit rumah dan sampai dengan bulan Agustus tahun 2024 ini sebanyak 3.235 unit rumah.
Jumlah ini tersebar di delapan bank pemberi kredit, dimana para debiturnya didominasi oleh para pekerja yang bekerja di sektor swasta sebanyak 83,59 persen.
"Hal ini menggambarkan seberapa besar jumlah kebutuhan rumah di Provinsi Jambi dan seberapa besar peluang perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi untuk menggerakkan roda perekonomian di Jambi," kata Sekda.
BACA JUGA:DJP Siapkan Dua Strategi, Genjot Penerimaan Pajak Tahun Depan
BACA JUGA:KPK: Berpeluang untuk Diperiksa, Erick Thohir Terseret Kasus Dugaan Korupsi DJKA
"Kami berharap dalam pemenuhan ketersediaan perumahan ini juga harus memperhatikan keselamatan kontruksi, kesesuaian pemanfaatan ruang, dan regulasi yang ada, salah satunya kesesuaian tata ruang sehingga lokasi yang kita bangun dapat didukung oleh pemerintah melalui stimulan ataupun bantuan infrastruktur dasar yang baik, sehingga apa yang menjadi harapan kita bersama guna terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dapat tercapai," tutup Sekda.
Sebelumnya Ketua DPP REI Joko Suranto mengatakan bahwa, saat ini REI sedang melakukan riset mengenai dampak ekonomi terhadap Industri properti.
Saat ini industri properti ini menyerap tenaga kerja sebesar 14-17 juta, da berkontribusi terhadap PDB 14% dan terhadap PAD itu sebesar 35-55 persen. (enn/zen)