Jaksa Terdakwa

Selasa 27 Aug 2024 - 19:28 WIB
Reporter : Dahlan iskan
Editor : Rizal Zebua

Trump seperti tidak ingin Kamala diidentikkan sebagai kulit hitam. Bahaya. Bisa terjadi seperti di awal kemunculan Capres Obama. Mayoritas kulit hitam memilih Obama. 

"Kok tiba-tiba mengaku kulit hitam," kira-kira begitu inti kata-kata Trump menyindir Kamala. 

Situasi di lapangan memang mirip dengan di awal masa Obama. Heboh. Bergairah. ''Kamala adalah kita''. Di mana-mana. 

BACA JUGA:Budi Setiawan Mundur dari Pencalonan Di Pilwako Jambi

BACA JUGA:10 Tips Mudah untuk Menebalkan Rambut Secara Alami

Kamala memang tidak pernah masuk gorong-gorong tapi dia pernah bekerja di McDonald. 

"Hanya orang dari kelas menengah yang tahu keinginan orang kelas menengah," ujar Kamala. "Konglomerat tidak akan tahu itu. Konglomerat hanya tahu dirinya sendiri". 

Di situ debat ekonomi akan seru: jalan mana yang harus ditempuh agar negara maju. 

Trump memilih jalan lewat orang-orang kaya. Mereka yang mampu menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Mereka yang terbukti mampu menciptakan lapangan kerja. 

BACA JUGA:Penyebab Utama Bruntusan di Wajah dan Cara Praktis Menghilangkannya

BACA JUGA:Tips Marinasi Ikan Agar Tetap Segar dan Tidak Amis, Tanpa Jeruk Nipis

Kamala memilih jalan lewat kelas menengah. Bila kelas menengah kuat negara akan kuat. Pajak untuk mereka harus dipotong. Biaya hidup dan kesehatan mereka tidak boleh jadi objek kerakusan bisnis farmasi. 

Saya tidak sabar menunggu debat itu. Rasanya Anda juga tidak sabar menunggu debat antara Ridwan Kamil dan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta.(Dahlan Iskan) 

Kategori :