JAMBI – Salah satu destinasi wisata alam Jambi adalah Hutan Pinus, yang berada Kecamatan Kota Baru, Kota Jambi.
Taman Hutan Pinus Jambi atau yang dikenal juga dengan Hutan Kenali, telah dibuka sejak tahun 2007, di bawah pengelolaan Dinas Kehutanan Provinsi Jambi.
Taman yang telah dibuka selama kurang lebih 17 tahun ini, kini sepi pengunjung.
Pasalnya, kondisi taman yang sangat kurang perawatan dan juga fasilitas yang kurang memadai, membuat masyarakat sepertinya tidak tertarik untuk mendatanginya.
BACA JUGA:Sudirman: Eksistensi KORPRI Sangat Penting
BACA JUGA:Cetak ASN Unggul dan Berdaya Saing
Dana yang tidak mencukupi untuk dilakukannya perbaikan fasilitas, yang salah satunya disebabkan adanya persaingan dengan taman atau destinasi wisata lain.
Saat Jambi Independent berkunjung ke taman hutan pinus tersebut, hanya terlihat sekitar empat sampai lima orang pengunjung. Harga tiketpun terbilang cukup murah, Rp 5.000 per orang.
Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jambi, Ahmad Bestari ketika dikonfirmasi mengatakan, memang kunjungan ke hutan pinus tersebut terbilang sepi. Meskipun harga tiket sudah cukup murah, tapi tetap saja jarang masyarakat menghabiskan waktu tamasya ke sana. Kalaupun ada, pengunjung biasanya untuk kegiatan gathering instansi, atau kegiatan kampus dan sekolah.
"Ini memang kondisinya. Persaingan dengan destinasi wisata lain juga mempengaruhi," katanya.
BACA JUGA:Sukses Lestarikan Budaya Dan Geliatkan Ekonomi
BACA JUGA:Pjs Bupati Batanghari Hadiri Rapat Paripurna Sumpah Jabatan Pimpinan DPRD
Ditanyakan mengenai pendapatan dari penjualan tiket masuk hutan pinus, Bestari menyebutkan tidak mendapatkan target yang telah ditetapkan. Target pendapatan dari hutan pinus itu, dikatakan Bestari adalah Rp 200 juta. Sebelum Covid, target pendapatan Rp 150 juta, dan tercapai.
“Targetnya itu Rp 200 juta selama satu tahun. Tapi semenjak Covid-19, pendapatan menurun drastis. Tidak tercover lagi biayanya, apalagi banyak tempat wisata lain,” ujarnya.
Target yang harus dipenuhi, terhalang batasan aktivitas masyarakat di masa pandemic Covid-19. Sehingga saat itu, Taman Hutan Pinus harus tutup sementara waktu yang menyebabkan kurangnya pemasukan.
“Hanya anak sekolahan yang kemah atau dijadikan outbound, kalo untuk dijadikan wisata itu kurang, karena kurang fasilitas,” jelasnya.
BACA JUGA:Pj Bupati Kerinci Asraf Serahkan Bantuan
BACA JUGA:BKPSDM Tebo Surati Seluruh OPD Imbau ASN Tetap Netral di Pilkda Tebo
Selain memiliki banyak pohon pinus, terdapat juga rumah kaca atau penangkaran bunga Anggrek, walau tidak tergolong banyak.
Meski begitu, di Taman Hutan Pinus disebutkannya, akan dilakukan perbaikan fasilitas atau menambah fasilitas di dalamnya.
“Bakal ada surprise lah untuk Taman Hutan Pinus nanti, ditunggu saja, semoga dapat terealisasikan,” pungkasnya. (mg06/enn)