Kisah Prof. Akmal dari Nagari Batipuh Tenggelamnya Kapal Van der Wijk ke Puncak Akademik di Universitas Jambi

Rabu 13 Nov 2024 - 13:00 WIB
Reporter : Finarman
Editor : Finarman

MENDALO, JAMBIKORAN.COM – Prof. Dr. Drs. Akmal, M.Pd., yang lebih dikenal dengan nama Akmal Sutja, baru-baru ini mencapai tonggak penting dalam perjalanan karir akademiknya dengan dikukuhkan sebagai Guru Besar (GB) di Universitas Jambi (UNJA).

Gelar yang diraihnya pada April 2024 ini merupakan hasil dari perjalanan panjang yang dimulai dari kampung halamannya di Nagari Batipuh, sebuah tempat bersejarah yang juga menjadi latar belakang novel legendaris Tenggelamnya Kapal Van der Wijk karya Hamka.

Lahir pada tahun 1959, Prof. Akmal merupakan anak bungsu dari pasangan S. Pakiah Sutan dan Tjari Koto. Sejak kecil, ia sudah menunjukkan minat yang besar di bidang pendidikan. Pendidikan dasar Prof. Akmal dimulai di kampung halamannya, menyelesaikan SD pada 1971, lalu melanjutkan ke MTsAIN hingga 1974 dan MAN pada 1977.

Minatnya di dunia pendidikan membawanya untuk melanjutkan studi D-II PPKn pada 1980 dan menyelesaikan S1 di bidang Pendidikan Manajemen Pendidikan (PMP/IKN) di Universitas Negeri Padang (UNP) pada 1983. Pada tahun 1989, ia meraih gelar Magister Pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di bidang Bimbingan dan Penyuluhan dan akhirnya menyelesaikan studi Doktoral di UPI pada tahun 2013.

BACA JUGA:Penemuan Tengkorak Gajah Terbesar di Bumi, Inikah Mamalia Purba Terbesar?

BACA JUGA:Khasiat Air Kelapa Muda untuk Kesehatan Ginjal

Karir yang Cemerlang di Dunia Pendidikan

Prof. Akmal memulai karirnya sebagai dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Jambi pada tahun 1984. Seiring dengan dedikasinya, ia mengemban berbagai jabatan penting, seperti Pembantu Dekan 1 FKIP, Ketua Unit Pelayanan Bimbingan Konseling, serta Ketua Program Studi PGSD Sarolangun dan Administrasi Pendidikan.

Pada tahun 1991, prestasinya diakui ketika ia dinobatkan sebagai Dosen Teladan Universitas Jambi. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai organisasi, antara lain sebagai pendiri dan Ketua Pengurus Daerah Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia (ABKIN) Jambi pada dua periode (1993-1998 dan 2015-2023).

Di luar dunia akademik, Prof. Akmal juga berperan dalam berbagai kegiatan sosial dan organisasi, seperti menjadi Ketua 1 Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) Mendalo Darat pada periode 1997-2002. Ia juga merupakan penggerak dalam berdirinya organisasi Alumni UNP di Jambi, yang menjadi salah satu wadah untuk mempererat silaturahmi sesama alumni.

BACA JUGA:Forum Konsultasi Publik dan Peluncuran Inovasi Layanan Kependudukan Digital di Kota Jambi

BACA JUGA:7 Arti Mimpi Mendapatkan Uang Banyak: Pertanda Baik atau Kebangkitan Ambisi?

Perjuangan Meraih Gelar Guru Besar

Perjalanan Prof. Akmal untuk meraih gelar Guru Besar tidaklah mudah. Meskipun awalnya ia tidak berniat untuk mengajukan kenaikan jabatan akademik, dorongan dari rekan-rekannya, terutama Ananda Muhammad Hamdi, M.Pd. dan Rully Andi Yaksa, M.Pd., akhirnya mendorongnya untuk melangkah lebih jauh. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah kurangnya publikasi ilmiah yang terindeks Scopus, sebuah syarat penting untuk pengajuan kenaikan jabatan sebagai Guru Besar.

Namun, Prof. Akmal tidak menyerah. Ia bekerja keras menyiapkan artikel ilmiah yang kemudian diterbitkan di jurnal yang terintegrasi dengan Scopus. Proses pengajuan yang sempat terkendala akhirnya berjalan lancar berkat bantuan dari berbagai pihak, termasuk Senat Universitas Jambi dan tenaga pendidik di bagian Kepegawaian. Setelah menunggu sekitar satu bulan, pada April 2024, keputusan kenaikan jabatannya sebagai Guru Besar akhirnya disetujui, dan SK Guru Besar pun diterbitkan.

“Saya merasakan Guru Besar ini adalah kadarullah, bukan ambisi saya. Awalnya, saya hanya berencana untuk kenaikan pangkat, tetapi setelah dorongan dari rekan-rekan, saya memutuskan untuk mengajukan kenaikan jabatan. Semua proses ini berjalan lancar, setiap kali saya menemui hambatan, selalu ada tangan-tangan tak terduga yang membantu,” ujar Prof. Akmal, mengenang perjalanan panjang yang dilalui.

BACA JUGA:Helen dan Diding Akan Disidang di Jambi, Kejati Jambi Terima SPDP Dua Gembong Narkotika Jambi

BACA JUGA:Tujuh Kecamatan di Tebo Rawan Banjir, BPBD Lakukan Mitigasi dan Peringatan Dini

Harapan dan Dedikasi untuk Pendidikan

Kini, sebagai Guru Besar di Universitas Jambi, Prof. Akmal berharap dapat lebih fokus pada pengembangan pendidikan, khususnya di bidang Bimbingan dan Konseling yang menurutnya masih memerlukan perhatian lebih. Ia mengungkapkan bahwa gelar Guru Besar yang diraihnya bukanlah puncak ambisinya, melainkan sebuah amanah untuk terus berkontribusi dalam peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.

Prof. Akmal juga berharap dapat memberikan kontribusi lebih besar bagi pengembangan keterampilan mahasiswa di bidang Bimbingan dan Konseling, agar mereka siap menghadapi tantangan dunia kerja dan kehidupan masyarakat.

Di luar dunia akademik, kehidupan pribadi Prof. Akmal penuh kebahagiaan. Ia dikaruniai dua pasang anak dan empat orang cucu, yang selalu menjadi sumber kebahagiaan dan motivasi dalam menjalani hari-harinya. Prof. Akmal yang telah menikah dengan Hj. Elizeta, S.Pd., merasa bersyukur atas segala pencapaian yang diraihnya berkat dukungan keluarga dan kolega yang selalu mendampinginya.

BACA JUGA:Menghilangkan Jerawat Batu dengan Bahan Alami

BACA JUGA:Ini Makna dan Lirik Lagu APT Rose ft Bruno Mars, Penasaran?

Perjalanan hidup Prof. Akmal adalah kisah inspiratif dari seorang anak kampung yang berhasil mencapai puncak akademik berkat kerja keras, ketekunan, dan dukungan dari berbagai pihak. Gelar Guru Besar yang diraihnya merupakan buah dari perjalanan panjang yang penuh tantangan, namun juga penuh makna. Semoga kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda yang bercita-cita tinggi di dunia pendidikan dan memberi dampak positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. (*)

Kategori :