Andi Nisfatul Aira salah seorang siswa kelas IX Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 29 Kota Makassar yang berhasil mengolah limbah sampah plastik menjadi Ecobrik.
Bukan hanya menjadi Ecobrik, Aira juga mengolah limbah sampah plastik menjadi produk ramah lingkungan.
"Saya belajar membuat Ecobik di usia 10 tahun. Prosesnya cukup panjang dan ikut Training of Trainer Ecobrick Online selama lima pekan." ungkap Aira.
"Semua sesi diikuti dan tugas serta praktikum saya kerjakan, ada juga orang lebih tua dari saya ikut, sampai akhirnya saya berhasil," tambahnya.
BACA JUGA:Empat Tren Pariwisata yang Akan Mendominasi Tahun 2024
Pelatihan tersebutlah yang membuat Aira tertarik tentang plastik, biosfer dan Ecobrik.
Aira juga mengataan bahwa dia terus mengasah keterampilan dan ilmu yang diterima, dan harus bersabar dengan beberapa kegagalan, hingga akhirnya bisa berhasil.
Dari polusi bisa jadi solusi mengurangi konsumsi kita terhadap penggunaan plastik. Kita mesti menggunakan bahan-bahan secara organik yang mudah terurai," ujar Aira.
Aira juga sedikit menjelaskan tentang pembuatan Ecobrik, yaitu botol plastik yang penuh berisi segala jenis plastik bekas sudah bersih harus dalam keadaan kering, lalu di kepak menggunakan stik dari bambu dimasukkan dalam botol hingga mencapai kepadatan tertentu.
Botol dengan kepadatan tertentu bisa sebagai balok bangunan yang dapat digunakan berulang-ulang. Aira juga menyebutkan penggunaan Ecobrick terbaik adalah dapat membangun ruang hijau komunitas.
BACA JUGA:Kerjasama Rusia dan Turki, Mendorong Gencatan Senjata dan Bantu Kemanusiaan di Timur Tengah
BACA JUGA:ASEAN dan Jepang, Satukan Langkah untuk Perdamaian dan Kemakmuran
"Ecobrick yang telah saya buat sebanyak mungkin itu dikumpulkan bersama material lokal yaitu, tanah lempung, pasir, jerami untuk membangun area hijau yang cantik dan memperkaya biosfer," ujar Aira.
Aira terinspirasi oleh ayahnya Yusran sebagai aktivis lingkungan sekaligus jurnalis bersama ibunya Indrawati yang mendukung.