JAMBI – Jahe merah kembali menjadi sorotan sebagai solusi alami dalam meredakan gejala rematik. Tanaman rimpang yang kaya akan senyawa aktif ini telah lama dikenal dalam dunia pengobatan herbal Indonesia dan kini khasiatnya semakin diperkuat oleh hasil penelitian dari berbagai universitas terkemuka di Tanah Air.
Berbagai studi ilmiah, termasuk dari Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, dan IPB University, menyatakan bahwa kandungan gingerol, shogaol, serta flavonoid dalam jahe merah (Zingiber officinale var. rubrum) memiliki efek antiinflamasi dan antioksidan yang tinggi. Senyawa-senyawa ini membantu mengatasi peradangan sendi, memperlambat kerusakan jaringan, hingga mempercepat proses penyembuhan.
Berikut lima manfaat jahe merah untuk rematik yang terbukti secara ilmiah:
BACA JUGA:Efek Samping Kelebihan Vitamin C, Bisa Timbulkan Gangguan Pencernaan hingga Batu Ginjal
BACA JUGA:Memilih Susu yang Menyehatkan untuk Anak
1. Mengurangi Peradangan Sendi
Ekstrak jahe merah mampu menekan produksi sitokin proinflamasi seperti TNF-α dan IL-6 yang menyebabkan nyeri dan pembengkakan pada penderita rematik. Hal ini diungkapkan oleh penelitian dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.
2. Menghambat Progresivitas Penyakit
Studi IPB University menunjukkan bahwa konsumsi rutin jahe merah dapat memperlambat kerusakan sendi akibat rematik berkat kandungan gingerol yang bekerja sebagai antioksidan alami.
3. Meningkatkan Sirkulasi Darah di Area Sendi
Menurut riset Universitas Padjadjaran, jahe merah membantu memperlancar aliran darah melalui proses vasodilatasi. Hal ini mempercepat penyembuhan dan mengurangi nyeri di area sendi.
4. Meredakan Nyeri dan Kekakuan Otot
Penelitian dari Universitas Andalas menyebutkan bahwa jahe merah berfungsi seperti analgesik alami yang mampu menurunkan intensitas nyeri dan mengendurkan otot yang tegang akibat peradangan kronis.
5. Mendukung Detoksifikasi Tubuh
Jahe merah juga membantu meningkatkan fungsi hati dan ginjal, menurut studi dari Universitas Hasanuddin. Proses ini membantu mengeluarkan zat pemicu peradangan dari dalam tubuh secara lebih efektif.