DENPASAR - Bandara I Gusti Ngurah Rai memastikan penumpang maskapai Qatar Airways yang batal berangkat ke Bandara Internasional Doha, Qatar, dapat tertangani.
“Dapat kami sampaikan per tanggal 25 Juni pukul 11.00 Wita bahwa seluruh penumpang yang terdampak sudah ditangani langsung oleh pihak maskapai,” kata Pgs General Manager Bandara I Gusti Ngurah Rai Wahyudi di Denpasar, Rabu, 25 Juni 2025.
Diketahui 244 orang penumpang dengan nomor penerbangan QR 963 dengan rute Denpasar - Doha yang dijadwalkan untuk terbang pada hari Selasa 24 Juni 2025 pukul 19.20 Wita kemarin mengalami pembatalan penerbangan.
Wahyudi mengatakan pembatalan tersebut diakibatkan oleh Bandara Internasional Doha yang ditutup sementara akibat keadaan kahar yakni situasi global yang terjadi di Qatar.
BACA JUGA:Konsep Ikigai, Gaya Hidup Orang Jepang
BACA JUGA:Vitamin Rambut untuk Atasi Rambut Kering Wanita
Sejak semalam, pihak Bandara I Gusti Ngurah Rai menyediakan area tunggu bagi penumpang yang terdampak di area lobi lantai dua terminal internasional.
Sejak semalam pula para penumpang yang mulai berkoordinasi secara langsung dengan pihak maskapai untuk melakukan pengaturan kembali jadwal keberangkatannya.
Meski berlangsung lama, Wahyudi menegaskan situasi selama proses tersebut berjalan dengan lancar dan kondusif.
Sebagian penumpang memutuskan mengatur jadwal ulang ke penerbangan berikutnya, sebagian lainnya memutuskan menggunakan penerbangan lain.
“Sudah ditangani langsung oleh pihak maskapai untuk mengatur ulang jadwal keberangkatannya dan tidak terdapat penumpukan penumpang di Bandara atas pembatalan penerbangan tersebut,” ujar Wahyudi.
Atas kejadian ini, ia mengimbau seluruh calon penumpang yang akan melakukan perjalanan internasional agar senantiasa memeriksa dan mengkoordinasikan jadwal keberangkatannya dengan pihak maskapai sehingga perjalanan berjalan dengan aman dan lancar.
Wahyudi juga berharap Bandara Internasional Doha dapat segera dibuka kembali dan situasi segera normal kembali.
Diketahui, sebelumnya Iran melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer AS Al Udeid di Qatar sebagai balasan atas serangan Amerika Serikat terhadap tiga fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz dan Isfahan.
Serangan AS itu memicu eskalasi konflik di Timur Tengah sejak Israel menyerang Iran pada 13 Juni dan kemudian Iran membalasnya.(*)