Pendekatan yang dilakukan tidak hanya fokus pada aspek medis, tetapi juga melibatkan tindakan sosial, edukasi, dan dukungan keluarga. Tim Dinsos diterjunkan setiap hari untuk melakukan penjangkauan langsung ke lapangan sebagai langkah awal identifikasi dan evakuasi pasien.
Selain itu, pasien ODGJ dengan penyakit menular akan ditempatkan di lokasi isolasi khusus, guna mencegah potensi penularan di lingkungan sekitar.
“Kami tidak bekerja sendiri. Koordinasi dilakukan dengan Satpol PP, tenaga kesehatan, dan unsur terkait lainnya untuk mempercepat penanganan,” kata Kepala Dinsos Kota Jambi, Yunita Indrawati.
Dinsos juga menekankan pentingnya pengawasan terhadap pengobatan, terutama bagi pasien TBC, agar tidak terjadi kelalaian dalam konsumsi obat yang bisa memperparah kondisi dan meningkatkan risiko penularan.
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi adalah minimnya laporan dari pihak keluarga. Banyak kasus ODGJ baru terdeteksi ketika kondisinya sudah mengganggu ketertiban umum.
“Kami sangat berharap keluarga dan tetangga lebih proaktif. Pelaporan dini menjadi kunci keberhasilan rehabilitasi,” tegas Yunita.
Dengan sinergi antarinstansi dan pendekatan yang mengedepankan sisi kemanusiaan, Pemkot Jambi berharap kasus penyebaran penyakit dan dampak sosial dari ODGJ bisa ditekan secara signifikan.(*)
Kategori :