Lebih lanjut, Saleh menyebutkan bahwa pihaknya telah mengajukan Surat Keputusan untuk menetapkan empat kawasan sebagai percontohan pembayaran parkir dengan QRIS, yaitu di Tugu Kris Siginjai, kawasan Pasar, Danau Sipin, dan Pasar Aur Duri.
“Langkah ini kami lakukan agar pendapatan retribusi parkir dapat lebih optimal,” tambahnya.
Saleh juga mengakui adanya laporan kehilangan QRIS dan buku tabungan oleh beberapa Jukir. Namun, menurutnya, hal tersebut kerap dijadikan alasan oleh Jukir yang enggan beradaptasi.
“Saya akan tetap tegas. Jika implementasi QRIS berjalan optimal, pendapatan Jukir juga akan meningkat,” tuturnya.
Dinas Perhubungan juga melakukan pengawasan ketat di lokasi percontohan dan mengimbau masyarakat agar mulai menggunakan QRIS saat membayar parkir.
“Dengan dukungan masyarakat, kami yakin sistem pembayaran non-tunai ini dapat berjalan lancar,” tutup Saleh.
Sementara itu, Saleh Ridho mengungkapkan target PAD sektor parkir tahun ini sebesar Rp 6,8 miliar. Namun, hingga kini baru terealisasi Rp 1,8 miliar.
“Penurunan pendapatan sebagian disebabkan belum adanya pos parkir di kawasan pasar, namun kami optimis perubahan sistem pembayaran ke non tunai akan membantu meningkatkan PAD,” pungkasnya. (cr02/enn)