Beberapa obat dapat menurunkan produksi atau mempercepat penghancuran trombosit, misalnya antibiotik chloramphenicol, obat antikejang (carbamazepine), antikoagulan (heparin), dan obat kemoterapi. Jika setelah konsumsi obat timbul memar atau perdarahan tanpa sebab jelas, segera konsultasikan ke dokter.
BACA JUGA:Tips Membantu Anak Atur Emosi, Agar Lebih Tenang
BACA JUGA:Silent Walking Bagus untuk Kesehatan Mental
4. Gangguan pada Sumsum Tulang
Penyakit seperti leukemia atau anemia aplastik dapat menghambat produksi sel darah, termasuk trombosit. Penderitanya sering merasa lemas, pucat, mudah infeksi, atau mengalami perdarahan gusi tanpa sebab.
5. Pembesaran Limpa
Limpa yang membesar akibat infeksi kronis, sirosis, atau gangguan darah dapat “menahan” terlalu banyak trombosit sehingga jumlahnya di aliran darah berkurang. Gejalanya berupa rasa penuh atau nyeri di perut kiri atas.
BACA JUGA:Pengemudi Tinggalkan Mobil dan Kabur, Tabrak Lari di Sungai Gelam
BACA JUGA:Pembalap Liar di Telanaipura Kocar-kacir, Satlantas Polresta Jambi Amankan 6 Motor
6. Kehamilan
Pada ibu hamil, terutama trimester akhir, kadar trombosit dapat turun ringan akibat perubahan hormon. Namun, jika penurunannya drastis, bisa menjadi tanda komplikasi seperti preeklamsia atau HELLP syndrome.
Gejala yang Perlu Diwaspadai:
Penurunan trombosit ringan sering tidak menimbulkan gejala. Namun, jika kadar trombosit sangat rendah, biasanya akan muncul tanda-tanda seperti:
BACA JUGA:Maulana Minta Dukungan Pusat, Untuk Transportasi Ramah Lingkungan di Jambi
BACA JUGA:Pemprov Jambi Lakukan Efisiensi Besar-Besaran, Imbas Pemangkasan Anggaran Rp 1,5 T
• Mudah memar atau lebam tanpa sebab jelas