JAMBIKORAN.COM - Sebuah unggahan dari akun Instagram SDN Negeri Bakipandeyan 01 tengah menjadi sorotan publik.
Melalui unggahan tersebut, pihak sekolah mengajak siswa serta masyarakat luas untuk lebih bijak dalam berinteraksi, khususnya agar tidak menjadikan nama orang tua sebagai bahan candaan.
Dalam postingan yang diunggah pada Senin (29/09/2025) itu, tampak dua siswi SD memegang papan bertuliskan pesan moral: “Stop normalisasi bercanda pakai nama orang tua. Itu bukan sebuah candaan, tetapi sebuah pelanggaran dan penghinaan. Ingat, orang tua adalah kehormatan kita, bukan dijadikan bahan ejekan. Generasi cerdas itu ceria tanpa harus menghina.”
Kedua siswi tersebut terlihat bersemangat menyampaikan pesan positif tersebut. Aksi sederhana ini mendapat banyak perhatian dari pengguna media sosial, terutama para orang tua yang menilai gerakan itu sangat relevan dengan perilaku pergaulan anak-anak masa kini.
BACA JUGA:Menanam Harapan melalui Cetak Sawah Rakyat
BACA JUGA:Pelaksana MBG yang Terus Berbenah
Kolom komentar pun langsung dibanjiri apresiasi dan dukungan. Seorang warganet dengan nama akun @rae******* menulis, “Betul sekali anak cantik, jangan ya dibercandai nama ortu. Berteman tetap saling menjaga dan menghormati teman ya.”
Sementara akun @lub***** juga menambahkan, “Berbeda zaman, beda cara bergaul dan bercanda. Biasakan jangan menormalisasi cara didik anak zaman sekarang dengan zaman dulu.”
Tak hanya itu, banyak pengguna lain yang turut memberikan emoji dukungan dan menandai akun sekolah lain agar pesan moral ini semakin luas tersebar.
Unggahan dari SDN Negeri Bakipandeyan 01 ini menjadi pengingat bahwa pendidikan karakter tidak hanya bisa ditanamkan di ruang kelas, tetapi juga melalui media sosial.
BACA JUGA:Menekraf Bahas Kerja Sama dengan Departemen Kebudayaan Moskow
BACA JUGA:Menkes Nyatakan 40 Juta Orang Sudah Daftar Cek Kesehatan Gratis
Pesan “Stop normalisasi bercanda pakai nama orang tua”mencerminkan pentingnya memahami batasan dalam bercanda dan menumbuhkan rasa hormat terhadap keluarga maupun teman sebaya.
Langkah sekolah ini juga sejalan dengan upaya membentuk generasi digital yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga beretika dan berempati. (*)