Selain itu, penggunaan gawai secara berlebihan turut berperan dalam meningkatnya kasus rabun jauh. Sekitar 63 persen anak dilaporkan menggunakan gawai lebih dari dua jam per hari, sementara 55 persen memiliki aktivitas luar ruangan yang rendah.
BACA JUGA:Wali Kota Jambi Tinjau Lokasi Kolam Retensi Griya Lingga Permai, Solusi Banjir dan Ruang Publik
Hal yang lebih mengkhawatirkan, anak perempuan dengan gangguan penglihatan juga lebih sering mengalami tekanan emosional.
Berdasarkan data YSKKN, sebanyak 57 persen anak berkacamata mengalami kecemasan, dan 67 persen di antaranya menunjukkan gejala depresi.
Stigma sosial terhadap pengguna kacamata masih kuat, terutama di kalangan pelajar perempuan yang merasa malu karena takut diejek atau dianggap kutubuku. Kondisi ini berdampak pada kepercayaan diri dan kesehatan mental mereka. (*)